Sampai Jumpa Ramadan
Sore tadi saya sempat mengobrol dengan istri, dia bilang sedih karena Ramadan tahun ini segera berakhir namun amaliah ibadah berasa masih banyak kekurangan. Saya bilang sedih ditinggal sesuatu yang istimewa boleh-boleh saja, itu tandanya sayang. Namun, ada satu hal yang seharusnya membuat kita lebih sedih sebelas bulan yang akan datang: ketidakistikamahan kita.
Di bulan Ramadan, setiap malam kita salat malam, tarawih, bahkan sampai berjamaah sekampung. Masjid terasa sangat sempit karena jamaah membludak. Setelah Ramadan berlalu akankah masjid-masjid, musala-musala, surau-surau, tajug-tajug akan tetap ramai seperti itu?
Di bulan Ramadan, kita sibuk membolak-balik halaman alquran, membacanya, menyelami maknanya, bahkan berlomba-lomba menyelesaikan bacaan alquran sampai habis mengingat berlipat gandanya kebaikan yang akan kita terima. Akankah hati kita akan tetap cenderung kepada Alquran, membacanya, belajar memahaminya, dan mencoba mengamalkannya setelah Ramadan berlalu?
Di bulan Ramadan, sedekah terasa begitu ringan. Infak dan sedekah tidak lagi kita hitung-hitung. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain menjadi kebutuhan. Memberi makan orang yang berbuka sudah seperti perlombaan. Fakir, miskin dan anak-anak yatim dicari-cari untuk disantuni. Akankah seperti itu setelah Ramadan berlalu?
Ketidakistikamahan kita seharusnya menjadi hal yang lebih menyedihkan dari berlalunya Ramadan. Istikamah dalam segala hal tentu tidak mudah, bahkan sangat sulit. Buktinya, baru saja Ramadan berlalu, keistikamahan saya untuk makan dengan porsi kecil sudah diuji. Dan saya gagal. Saya nambah sampai tiga kali. Saya menyerah pada sambal goreng daging, gepuk, dan sayur ikan pari buatan mertua.
Keistikamahan akan mendekatkan diri kita kepada sifat-sifat orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan apa yang dimilikinya dalam keadaan lapang maupun sempit, mampu menahan amarah, memberi maaf kepada sesama manusia, selalu berbuat kebajikan dan selalu memohon ampun atas kesalahan yang diperbuat.
Well, Ramadan akan tetap pergi, mari berdoa semoga kita semua diberi kekuatan untuk tetap istikamah dalam beribadah dan berbuat kebaikan dan kita diperkenankan bertemu dengan Ramadan tahun depan. Kiranya Allah selalu memberikan kita pertolongan dalam senantiasa mengingat-Nya, bersyukur pada-Nya dan memperbaiki ibadah kita.
June 24, 2017
June 24, 2017
Comments
Post a Comment