Sabar

Tidak begitu ingat apakah saya menarik rem roda depan dan atau belakang sebelum kucing yang tadi saya lihat berlari dengan kencang menyeberang jalan bersentuhan dengan roda depan motor matik yang saya kendarai. Yang saya ingat adalah kehilangan keseimbangan dan badan saya yang baru saja turun beberapa kg di bulan Ramadan ini - walaupun masih di atas 80 kg - terhempas dengan keras ke atas aspal. Saya benar-benar lupa bagaimana posisi saya jatuh, tapi saya merasakan sesak di dada sebelum kemudian dapat bernapas dengan normal dan berdiri kembali.
Sambil menahan sakit karena beberapa bagian tubuh saya terasa perih, saya melihat motor saya terbaring di tengah jalan. Dua orang polisi dan seorang pengendara motor berhenti dan menepikan motor saya yang kelihatannya sehat wal afiat, hanya satu spion lepas dan mungkin lecet-lecet di bagian depan.
Dua orang polisi yang masih sangat muda tersebut menawarkan diri untuk mengantarkan saya mencari puskesmas terdekat. Saya yakin sebenarnya kami sama-sama tahu kalau tidak ada Puskesmas yang buka pada libur lebaran, namun tetap saja dengan penuh keyakinan kami tetap mencari puskesmas terdekat diikuti seorang polisi lain. Saya diantar dua orang polisi, seorang membonceng saya dan seorang lagi mengikuti kami dengan motornya.
Puskesmas terdekat ketemu dan tutup seperti perkiraan saya. Saya mengira-ngira, pelayanan kesehatan mana yang buka di hari lebaran ini. Saya akhirnya memutuskan untuk minta diantarkan ke sebuah rumah sakit searah dengan rumah mertua. Di rumah sakit tentunya ada Instalasi Gawat Darurat dan tentu saja dokter jaga, bahkan jika polikliniknya tutup. Sampai di rumah sakit, pak polisi yang masih muda ini terlihat kebingungan dan bertanya ke bagian pendaftaran poliklinik. Oleh petugas kami diarahkan menuju IGD seperti tujuan saya sebelumnya. Saya hanya dimintai kartu identitas dan selanjutnya seorang suster sibuk membersihkan luka-luka di beberapa bagian tubuh saya.
Setelah suster selesai, saya turun dari ranjang perawatan karena teringat pada dua orang polisi yang sepertinya menunggui saya di ruang tunggu. Saya menyampaikan terimakasih dan meyakinkan mereka kalau saya sudah bisa ditinggal sendiri karena sudah menghubungi keluarga. Dua polisi muda yang baik hati itu pamit setelah menanyakan apakah saya benar-benar sudah baik-baik saja dan saya jawab saya baik-baik saja sambil nyengir menahan sakit. Semoga Allah membalas kebaikan mereka.
Setelah bersilaturahim dengan keluarga istri di Rajagaluh, saya yang waktu berangkat berboncengan dengan istri pulang sendiri saja karena istri kemudian menumpang mobil kerabat. Jalur yang saya lalui cukup memanjakan saya yang berkendara sendiri saja, tidak terlalu ramai dan tidak juga terlalu sepi. Saya yang memegang kunci rumah inginnya sih sampai lebih dulu dari rombongan mobil. Perkiraan saya begitu karena motor pasti lebih lincah dari mobil. Sampai di daerah Sumber saya masih yakin berada di depan rombongan cukup jauh. Di tengah perjalanan saya mendengar azan Asar dan melanjutkan perjalanan sampai menemukan sebuah masjid yang betul-betul berada di tepi jalan. Saya memperkirakan jika dipotong waktu salat jamaah sebentar saja pasti saya masih berada di depan rombongan. Saya pun mampir.
Sebelumnya saya mengharapkan sampai masjid sudah langsung iqomat dan langsung ikut shalat. Ternyata di masjid ini, masih baru mulai azan. Dalam hati saya bilang kok baru azan padahal perhitungan saya harusnya sudah qomat. Selesai azan saya salat dua rakaat dan menunggu salat jamaah dimulai. Beberapa menit berlalu, jamaah baru mulai berdatangan ke masjid. Dalam hati lagi saya berujar wah bisa langsung salat nih karena orang mulai berdatangan. Bukannya langsung menunggu iqomah, jamaah-jamaah yang baru berdatangan ini malah shalat juga dua rakaat. Satu orang, dua orang, tiga orang. Sampai cukup lama saya menunggu, masih ada seseorang lagi yang datang. Dan apa, dia juga salat dua rakaat. Dalam hati saya menggerutu karena banyak kehilangan waktu. Setelah semua jamaah berkumpul, kami salat. Setelah salam saya berdoa secukupnya versi paket hemat dan langsung melanjutkan perjalanan.
Dari halaman masjid saya langsung keluar ke jalan raya tanpa tengok kanan dan kiri. Saya sedikit merasa bersalah karena ternyata tepat di belakang saya ada sebuah sepeda yang sedang melaju. Saya tidak tahu apa pengendaranya kaget atau tidak. Karena memang tidak terjadi apa-apa, saya langsung saja meneruskan perjalanan.
Motor saya pacu, tidak terlalu kencang dan tidak terlalu lambat. Tiba-tiba ada sesuatu yang membuat saya ingin menghentikan laju motor seketika. Seekor kucing menyebrang dan terjadilah peristiwa yang sudah saya ceritakan di awal tadi. Selama libur lebaran, saya diberi waktu ekstra untuk istirahat dan merawat luka-luka di lengan dan kaki. Untuk mengunjungi kerabat saya tidak bisa, hanya bertemu dengan beberapa teman enam hari setelah saya jatuh. Itu pun setelah rasa sakit sudah berangsur berkurang.
Sejak hari senin lalu, saya sudah beraktifitas seperti biasa di kantor karena saya memang tidak menambah cuti. Hari ini alhamdulillah saya sudah hampir sepenuhnya pulih dan semua luka sudah mengering.
Semua kejadian yang menimpa kita pasti mengandung pengajaran dan hikmah. Tidak terkecuali dari cerita saya yang panjang dan lebar tadi semoga menjadi pelajaran dan menambah cahaya hikmah di dada sehingga kita semua selalu berada di jalan kebaikan yang diridhoi Allah SWT.

July 7, 2017

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an