Kematian

Masih tentang masjid Nabawi, ada satu hal yang saya perhatikan pada hari pertama saya shalat di Masjid Nabawi, hampir setiap selesai shalat Wajib, muadzin akan mengumumkan bahwa sebentar lagi ada shalat jenazah. “Assholaatu álal amwaat rohimakumullah…” begitulah pengumuman dikumandangkan apabila ada beberapa jenazah yang akan dishalatkan. Sekitar dua menit kemudian para Jamaah akan mengikuti imam melaksanakan shalat jenazah. Pada awalnya saya merasa penasaran jenazah siapa yang dishalatkan di Masjid Nabawi.
Keesokan harinya, sesuai jadwal dari travel, saya dan rombongan di jadwalkan untuk mengunjungi pekuburan Baqi. Sebelumnya saya tidak tahu juga apa itu pekuburan Baqi. Menurut pembimbing rombongan, Baqi adalah pekuburan utama penduduk Madinah sejak zaman Rasulullah.
Setelah mengucap salam kepada penghuni pekuburan Baqi, saya sempat berhenti sejenak di depan sebuah papan pengumuman besar yang berisi adab ziarah kubur. Para peziarah berjalan di track yang sudah disediakan sehingga tidak bisa turun ke kuburan-kuburan. Di Baqi semua kuburan terlihat sama, hanya berupa gundukan tanah dan bagian kepala kuburan ditandai dengan sebuah batu. Pagi itu terlihat beberapa liang lahat sudah siap, tinggal menunggu jenazah yang akan dimasukkan. Memperhatikan frekuensi shalat jenazah di Masjid Al-Haram, memang sepertinya liang lahat dipersiapkan terlebih dulu supaya jenazah tinggal dimasukkan.
Menurut buku Madinah Al-Munawwarah : Sejarah dan Tempat-tempat Istimewa yang saya beli di pintu exit Museum Rasulullah SAW yang pintu masuknya terletak di samping Gate 7 Masjid Nabawi, dahulunya pekuburan Baqi diberi nama Baqi’ Al-Gharqad karena di dalamnya banyak ditumbuhi tanaman Gharqad. Pekuburan Baqi’ berisi ribuan bahkan mungkin jutaan jasad penduduk Madinah, daerah sekitar maupun para jamaah haji maupun umroh yang wafat di Madinah. Diriwayatkan sekitar 10.000 sahabat dikuburkan di Baqi’, di antaranya adalah istri-istri Rasulullah selain Khadijah dan Maimunah, putra putri Beliau dan beberapa kerabat Beliau. Ada beberapa kuburan yang berukuran sedikit lebih besar dari yang lain yang menurut bisik-bisik adalah Kuburan Fathimah dan Utsman Ibn Áffan, namun sengaja tidak diberi tanda karena khawatir mendapat perhatian yang berlebih dari pengunjung.
Ziarah kubur, dimanapun itu, hendaknya mengingatkan kepada kita akan satu hal yang pasti menjemput kita: kematian. Datangnya kematian adalah suatu yang pasti, hanya saja tidak seorangpun tahu kapan dan di mana mereka akan menemuinya. Kematian akan memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai, dari dunia dan segala perhiasannya. Kematian akan menjadi awal bagi perjalanan panjang kita menuju kehidupan kita selanjutnya, perjalanan menuju kampung akhirat. Kampung yang dijamin lebih baik dari dunia yang fana.
“Mahasuci Allah Yang di dalam genggaman kekuasaan-Nya seluruh kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya, dan sesungguhnya Dia Maha Mulia lagi Maha Pengampun” (QS Al-Mulk [67]: 1-2)

March 9, 2016

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an