Belum Ada Untung
“15 real, 15 real, 14 real, 13 real halal, 15 real....” beberapa orang pemuda berteriak-teriak dari atas gantungan baju besi tempat mereka menggantungkan dagangan sekaligus tempat mereka berdiri sambil memegang sepotong baju panjang perempuan berwarna hitam yang mereka tawarkan. Para pedagang yang umumnya masih berusia muda itu terlihat seperti berdiri di atas kerumunan calon pembeli dibawahnya yang bejubel. Begitu pembeli menghendaki pakaian yang ditawarkan pada angka yang disebut, dia akan berkata “halal”, tanda sepakat dan pembeli pun memberikan uang sebagai tanda jadi.
Selain pemuda-pemuda yang berjualan baju sambil berakrobat tadi ada juga penjual kaki lima lainnya yang menawarkan dagangan seperti tas, baju gamis, kayu siwak, peci, cokelat kiloan, tasbih, minyak wangi, gantungan kunci dan beraneka macam dagangan lainnya.
Suasana seru yang dihiasi riuh rendah teriakan pedagang, kerumunan pembeli, serta orang-orang yang bersusah payah untuk melewati kerumunan itu tidak saya temukan di pasar, melainkan di sekitar Masjid Nabawi. Biasanya, usai shalat berjamaah begitu kita keluar gerbang teras Masjid kita akan menjumpai suasana seperti itu.
Jumlah jamaah yang luar biasa banyak dan bisa dipastikan sebagian besar membawa uang merupakan potensi yang besar yang dimanfaatkan oleh para pedagang. Keramaian yang saya ceritakan di awal tadi bisa ditemui di sebagian besar gerbang masjid terutama di pintu gerbang arah berlawanan kiblat di gate no 15 sampai 21. Di seberang masjid arah berlawanan kiblat/belakang masjid juga terdapat kios-kios yang menjual emas dan beberapa mall besar.
Jika anda berjalan kaki seusai shalat dan melewati toko-toko, jangan heran kalau para penjaga toko banyak yang menyapa dan bahkan ada beberapa yang merangkul sok akrab. Mereka biasanya menyapa dengan menyebutkan Indonesia bagus, mampir, murah-murah dan sepotong-sepotong bahasa indonesia lainnya. Mereka sepertinya paham betul orang Indonesia suka belanja.
Suatu ketika saya dan istri tertarik mampir ke sebuah toko. Istri saya melirik sebuah tas tempat sajadah kecil yang katanya lagi nge-tren. Sang penjaga toko yang orang Arab bilang harganya 30 real dengan bahasa Indonesia, saya kepikiran nawar 25 atau 20 real. Lalu ada seorang ibu-ibu masuk dan menanyakan barang yang sama dengan bahasa Arab lalu dia menjawab 15 real. Saya yang kebetulan kalo cuma angka bahasa Arab aja si ngerti, lalu nawar barang tersebut 15 real dengan bahasa Arab. Eh dia jawab dalam bahasa Indonesia, “belum ada untung” katanya. hahaha.
February 17, 2016
Comments
Post a Comment