Milik Siapakah Permata Ini?
Seorang ayah mengumpulkan tiga orang anaknya. Di tangannya ada segenggam berlian. Lalu dia berkata kepada anak-anaknya, "Ceritakan padaku satu perbuatan mulia sehingga salah satu dari kalian layak mendapatkan berlian di tanganku ini."
Lalu satu per satu anaknya bercerita. Putranya yang pertama berkata, "Aku didatangi seorang yang
tidak aku kenal lalu dia menitipkan padaku sebuah barang berharga. Aku menyimpan barang titipan itu dengan baik. Lalu ketika orang yang menitipiku itu datang lagi dan mengambil kembali barangnya, aku kembalikan lagi barangnya dalam keadaan utuh dan tidak kurang satu apapun."
tidak aku kenal lalu dia menitipkan padaku sebuah barang berharga. Aku menyimpan barang titipan itu dengan baik. Lalu ketika orang yang menitipiku itu datang lagi dan mengambil kembali barangnya, aku kembalikan lagi barangnya dalam keadaan utuh dan tidak kurang satu apapun."
Sang ayah lalu berkata, "Anakku, perbuatanmu menjaga amanat itu memang sudah kewajibanmu, kamu memang harus menjaga sesuatu yang diamanatkan padamu, tidak ada yang istimewa dari hal itu, tiada balasan untuk mengerjakan sesuatu yang wajib."
Lalu anaknya yang kedua bercerita, "Suatu hari aku melihat seorang anak yang hampir tenggelam, lalu aku bergegas menolongnya. Aku tidak tahu apa jadinya jika aku terlambat menolong anak itu."
Selesai anaknya bercerita, sang ayah berkata, "Anakku, menolong seseorang yang sedang terancam nyawanya adalah kewajibanmu, apakah engkau meminta imbalan atas mengerjakan sesuatu yang wajib?"
Kemudian tiba giliran anaknya yang ketiga bercerita. Sang anak berkata, "Ayahku, aku bertemu dengan sesorang yang sangat membenciku, dia juga pernah menyakitiku. Saking bencinya kepadaku mungkin saja dia membunuhku jika melihatku. Kali ini aku melihatnya sedang tertidur di tepi sebuah sungai dan entah bagaimana dia hampir saja dia terjatuh ke dalam sungai. Aku segera menghampirinya dan menyelamatkannya dari terjatuh ke dalam sungai."
Sang ayah terlihat sumringah dengan jawaban putranya yang ketiga dan berkata, "Anakku, perbuatanmu sungguh terhormat, hanya orang-orang yang mulia saja yang mampu melakukannya. Sungguh engkau berhak atas permata ini."
Manusia, yang terkadang melaksanakan apa yang wajib saja lalai, selalu diberikan anugerah yang tidak terbatas dari Tuhannya. Itu adalah karena sifat Rahman dan Rahim-Nya. Maka apakah yang menghalangi kita untuk bersyukur kepada Dia?
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Luqman :12)
Januari 08, 2015
Comments
Post a Comment