Mengenang SS
Saya bersyukur pernah bekerja dengan beberapa orang hebat, setidaknya menurut saya. Dulu, setahun setelah Aceh dan Nias dilanda tsunami, saya sempat bergabung bersama Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Nangroe Aceh Darussalam dan Nias atau biasa disebut dengan BRR saja. Pada saat saya menginjakkan kaki di Banda Aceh, keadaan di sana sudah lebih baik. Saya mendapati kehidupan masyarakat sudah berangsur membaik walaupun masih banyak kekurangan yang terus-menerus dibenahi masyarakat bekerja sama dengan BRR.
Saya bergabung dengan BRR melalui teman saya yang lebih dahulu bergabung dengan sebuah konsultan yang mencari tambahan tenaga untuk bekerja. Saya dipekerjakan dengan uraian pekerjaan yang tidak begitu jelas. Intinya, saya harus siap untuk menghadapi pekerjaan apa saja. Yang saya ingat adalah saya dimintai komitmen untuk bekerja dan mampu untuk tidak pulang dalam waktu yang lama. Ya saya sih siap-siap saja, kebetulan saya sedang tidak wajib untuk masuk kantor setelah melanjutkan pendidikan kedinasan alias pengangguran tidak kentara karena sedang menunggu penempatan.
Tugas saya yang pertama sebagai orang sewaan sebuah konsultan adalah mengawasi proses pendaftaran bagi perusahaan-perusahaan lokal yang ingin mengikuti tender bagi proyek-proyek rekonstruksi dan rehabilitasi. Tugas saya pada saat itu adalah mengawasi proses tersebut agar berjalan lancar dan mencatat segala yang menjadi hambatan ataupun apa yang menurut saya dapat membuat proses tersebut berjalan lebih baik.
Tidak berapa lama, saya kemudian diusulkan untuk bergabung dan menjadi pegawai BRR. Tugas saya kemudian adalah menjadi staff Deputi Kelembagaan yang dipimpin oleh dosen Perilaku Organisasi saya semasa Diploma 4 di STAN, bapak Sudirman Said. Menjadi staff Deputi Kelembagaan tidak langsung membuat uraian pekerjaan saya menjadi jelas. Saya bekerja serabutan dalam pengertian yang sebenarnya. Beberapa contoh tugas-tugas yang saya kerjakan adalah: mengumpulkan bahan laporan, menjawab hasil audit BPK, mencetak bahan paparan untuk DPR, mengumpulkan bahan penulisan buku tahunan, mendesign ruang audio visual, mempersiapkan pelatihan, sampai membuat spanduk acara. Semuanya jelas-jelas membutuhkan skill yang campur aduk. Walaupun begitu, semua pekerjaan saya lakukan dengan semangat dan bergembira. Saya ingat setiap harinya, walaupun jam pulang kantor resmi BRR adalah jam 5 sore, hampir seluruh pegawai BRR selalu pulang jam 8 hingga jam 9 malam.
Beberapa bulan kemudian saya ditunjuk sebagai asisten pribadi atau personal assistant Deputi. Saya lupa nama Kekedeputiannya, karena seingat saya, setelah reorganisasi BRR, Deputi Kelembagaan dihapus dan diganti dengan Kekedeputian baru. Walaupun Kekedeputiannya baru, Deputinya sama saja, bapak Sudirman Said.
Tugas seorang personal assistant sebenarnya campur aduk juga. Mulai dari mengingatkan besok pakai baju apa, meeting di mana, mengatur schedule meeting, mempersiapkan tiket pesawat, mengatur akomodasi selama perjalanan, mempersiapkan bahan-bahan presentasi, bahkan pernah sekali saya menyampaikan bahan dan tugas kuliah bagi mahasiswa beliau di sebuah universitas di dekat tugu Pancoran.
Selama bertugas di BRR, saya tiga kali pindah rumah dengan teman-teman yang berbeda-beda. Beberapa bulan terakhir, saya tinggal satu rumah dengan pak SS. Hal paling saya ingat adalah setiap harinya, beliau hampir selalu pulang terakhir. Saya selalu diminta untuk pulang terlebih dulu karena beliau ada meeting setelah pulang kantor dan baru pulang ke rumah setelah dini hari. Namun, keesokan harinya, beliau adalah orang yang pertama bangun dalam keadaan yang segar bugar.
Hal lain yang saya ingat dari beliau dalam bekerja adalah untuk menghindari asumsi. Jangan sekali-kali yakin bahwa suatu pekerjaan telah dikerjakan atau telah selesai dikerjakan hanya berdasarkan asumsi. Kita harus benar-benar yakin dengan mengecek dan kembali mengecek pekerjaan tersebut sehingga benar-benar yakin pekerjaan tersebut telah dikerjakan dan selesai dengan baik.
Ada satu lagi kenangan dengan beliau yang tidak akan pernah saya lupa. Hari itu adalah hari saya melamar calon istri saya. Saya, pak SS dan beberapa teman saya berkumpul di rumah kontrakan kami di Banda Aceh untuk memantau melalui telepon acara lamaran orang tua saya kepada orang tua calon istri saya di Cirebon. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar walaupun saya hanya mengikutinya lewat telepon. Dengan didampingi beliau dan teman-teman saya pada saat itu merasa dikelilingi keluarga.
Beberapa hari terakhir ini saya sekilas mendengar dan melihat banyak sekali nama beliau disebut-sebut dalam berita maupun media sosial. Saya tidak begitu mengerti persoalan-persoalan yang membuat nama beliau disebut-sebut karena saya sudah lama sekali tidak menonton berita di tv, membaca koran maupun membuka situs-situs berita. Yang saya tahu, berdasarkan pengalaman saya yang singkat bekerja dan tinggal bersama beliau, beliau adalah pribadi yang serius sekaligus santai, pekerja keras, bertanggung jawab, berintegritas dan mau berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Apapun yang sedang beliau hadapi saat ini, saya hanya bisa mendoakan semoga beliau diberikan kekuatan untuk selalu dapat melakukan segala hal yang terbaik untuk bangsa dan negara ini dan selalu diberikan perlindungan Allah SWT.
November 17, 2015
Comments
Post a Comment