Gigi Bolong

Akhir-akhir ini saya merasa ngilu setiap minum air dingin dan juga saat saya berkumur. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah salah satu gigi atas saya yang berlubang. Sebelumnya, saya sama sekali tidak mempunyai masalah dengan gigi. Gigi saya lengkap dan sehat. Karena gigi yang lengkap dan sehat itu, saya tidak pernah ada masalah apapun dalam soal makan, minum atau tersenyum.
Percaya atau tidak, seingat saya, saya sama sekali belum pernah berurusan dengan dokter gigi. Pernah beberapa kali gusi saya membengkak, mungkin karena sariawan, namun selalu baik kembali tanpa minum obat ataupun konsultasi ke dokter gigi. Saya mengunjungi dokter gigi hanya ketika mengantar istri atau anak saya embutuhkan perawatan gigi.
Saya selalu penasaran seperti apa sakitnya sakit gigi. Ketika ada kawan maupun keluarga yang sedang sakit gigi saya tidak bisa benar-benar berempati karena memang tidak tahu rasanya sakit gigi. Dalam hati saya berujar jangan sampai punya masalah dengan gigi karena sepertinya ketika seseorang sakit gigi sepetinya berubah menjadi pendiam, pemurung dan pemarah.
Dalam beberapa hal, sakit gigi biasanya bisa menjadi alasan yang sakti. Ketika seseorang didaulat untuk berpidato, memberi sambutan atau bernyanyi misalnya, bilang saja sedang sakit gigi maka dengan tidak banyak cing cong, semua orang akan memaklumi. Silahkan dicoba.
Bagi saya persoalan gigi berlubang ini ada dua masalah yang perlu dicermati: pertama, saya kurang bersyukur karena tidak memelihara gigi dengan semestinya dan yang kedua adalah karena fungsi gigi saya memang menurun karena faktor umur sehingga wajar apabila saya punya satu gigi berlubang. Setelah saya renungkan, mungkin jawaban kedua-duanya benar.
Yang pertama adalah kurangnya rasa syukur saya sehingga tidak memelihara masa sehat gigi saya sampai datangnya masa bolong gigi saya. Hal tersebut bisa disebabkan saya tidak menggosok gigi dengan baik, frekuensi menggosok gigi saya yang kurang, tidak pernah memeriksakan gigi, tidak pernah membersihkan karang gigi, merokok dan banyak lagi hal lainnya.
Hal yang kedua, disadari atau tidak, dalam proses yang normal kita semua dalam perjalanan menjadi tua dan menuju batas usia. Kita tidak tahu kapan atau dimana garis finish itu diletakkan. Namun, sepanjang perjalanan itu kita selalu diberi peringatan dan tanda-tanda kapan perjalanan akan berakhir. Bagi saya, gigi yang berlubang, rambut yang mulai dihampiri banyak uban, mulai munculnya kerutan di muka dan tubuh yang tidak lagi bisa diajak begadang selalu menjadi tanda dan peringatan akan dekatnya garis finish itu.
Mari kita berlindung kepada Allah dari menjadi orang lalai dan semoga selalu diberi petunjuk untuk menyadari peringatan yang diberikan kepada kita agar berada pada keadaan yang baik pada saat malaikat maut menjemput kita. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang meminta kesempatan ulang sedangkan hal itu tidak dimungkinkan lagi.
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan apakah tidak datang kepadamu peringatan?” (Al-Fathir: 37)

November 25, 2015

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an