Cita-cita dan Tugas Seumur Hidup
Wahai Anakku, mungkin suatu saat nanti kamu akan membaca tulisan dinding ini, jadi ayah putuskan untuk menulis disini saja.
Beberapa saat lalu ayah membaca tulisan seseorang yang dibagikan oleh teman ayah. Tulisan yang dibagikan itu adalah tulisan seorang dokter sepertinya. Secara panjang lebar dia menasihati anaknya untuk tidak menjadi dokter lalu dia kemudian membicarakan sulitnya menjadi dokter.
Dia bercerita bagaimana dia sekolah sangat lama dengan biaya yang mahal untuk mencapai gelar dokternya. Lalu, begitu lulus, tidak serta merta bisa mendapatkan uang yang banyak. Dia menyebutkan tahapan-tahapan karirnya, mulai menjadi internship yang hanya digaji 2,5 juta sebulan sampai kemudian hanya digaji 3 juta rupiah saja jika menjadi dokter PNS golongan 3b. Dia juga bercerita bagaimana dia harus bekerja keras membuka praktek siang malam jika ingin mendapatkan uang lebih. Intinya, menjadi dokter itu susah dan tanggung jawabnya sangat berat, harus mau mengabdi, tidak punya waktu untuk anak-anaknya dan tidak begitu dihargai.
Lalu, di akhir tulisannya dia berkata, jadilah pegawai pajak saja karena katanya tunjangannya belasan sampai ratusan juta rupiah. Dia bilang menjadi pegawai pajak sekolahnya tidak begitu susah, tunjangan pegawai pajak juga fantastis karena mengurusi uang bukan mengurusi nyawa manusia seperti dirinya.
Dulu bundamu pernah berharap kalau nanti kau menjadi dokter saja. Ayah setuju-setuju saja dengan keinginan bundamu Nak. Sekarang, setelah membaca tulisan bapak itu, ayah tidak lagi setuju kamu menjadi dokter. Iya, ayah tidak setuju kamu menjadi dokter yang suka mengeluh dan selalu mengukur segalanya dengan uang.
Ayah juga dulu tidak ingin kamu jadi pegawai pajak Nak, karena menjadi pegawai pajak memang tidak semudah yang mungkin bapak dokter itu bayangkan. Ayah kira tidak ada satu profesi pun di dunia ini yang terasa mudah jika hatimu jauh dari sifat ikhlas.
Kamu boleh bercita-cita apapun nak, dan jika kamu mencapai apa yang kamu cita-citakan nanti, lakukan semuanya dengan ikhlas untuk mengharap ridha Tuhanmu. Kamu boleh bercita-cita menjadi dokter atau menjadi pegawai pajak seperti ayahmu ini.
Raihlah cita-citamu nak, namun ingatlah tugas utamamu sepanjang hidupmu: beribadah kepada Allah, Tuhanmu dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.
November 11, 2015
Comments
Post a Comment