Mengunjungi Boscha
"Jadi, kalau matahari mati itu artinya kiamat?" Pertanyaan itu diajukan oleh seorang bapak berusia kurang lebih 60 tahun pada sebuah sesi tanya jawab di Observatorium Boscha.
Saya dan keluarga alhamdulillah pada akhirnya berkesempatan juga mengunjungi observatorium Boscha yang entah apa sebabnya selalu kami lewati begitu saja setiap kali kami mengunjungi Lembang.
Pada sesi yang dibagi satu jam sekali, setelah selesai menerangkan sejarah observatorium Boscha dan instrumen yang digunakan, ahli yang memandu memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk memberikan beberapa pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang saya ingat adalah pertanyaan seorang bapak di awal tulisan tadi.
Saya ingat sebelumnya astronom yang memandu kami pada sesi itu menjelaskan mengenai fase-fase hidup sebuah bintang. Seperti manusia, bintang juga dilahirkan, hidup, tua dan mati. Usia matahari diperkirakan sekitar 5 miliar tahun. Jika umur rata-rata bintang adalah 10 tahun maka perkiraan sisa umur matahari adalah 5 miliar tahun.
Sebelum kematiannya, matahari akan membengkak karena kehilangan gaya gravitasinya sehingga matahari akan benar-benar mendekati bumi sebelum kemudian meledak dan kembali menjadi bintang kerdil. Tapi itu 5 milyar tahun lagi. Seberapa lamakah 5 milyar tahun itu? Lama banget.
Jadi menjawab pertanyaan bapak tadi, apakah matinya matahari adalah kiamat, astronom itu menjawab bahwa matinya matahari merupakan hal yang biasa dan mengingat itu masih sangat lama sekali maka tidak perlu dikhawatirkan. Saya hanya tersenyum simpul.
Setelah selesai sesi di ruangan tersebut, pengunjung dipersilahkan pindah menuju ruangan multimedia. Di dalam ruangan ini seorang astronom memberikan presentasi mengenai tata surya dan benda-benda langit. Presentasi yang benar-benar membuat saya takjup.
Seperti halnya pada sesi pertama, di sesi kedua juga diberikan kesempatan untuk bertanya. Saya menanyakan sebuah pertanyaan yang sederhana: apakah jarak matahari dan bumi selalu tetap, dan bagaimana masing-masing benda di alam semesta menjaga jaraknya sehingga tidak terjadi kekacauan?
Jawaban astronom tersebut adalah bahwa matahari dan bumi mempunyai jarak terdekat dan terjauh. Jarak tersebut dijaga dengan gaya gravitasi masing-masing. Bagaimana masing-masing benda di alam semesta menjaga jaraknya sehingga tidak terjadi kekacauan? Astronom tadi menjawab mungkin memang sudah hukum alamnya demikian.
Saya pernah bermain gasing. Ketika putarannya stabil, maka gasing akan bergerak stabil, namun ketika putarannya melemah, gasing akan bergerak memutar tidak karuan. Kira-kira begitulah bumi kita berputar mengelilingi matahari dengan putaran yang sangat stabil. Bagaimana kalau terjadi sedikit kesalahan teknis? Saya tidak tahu.
Dengan banyaknya benda-benda di angkasa dan masif nya ukuran alam semesta, tidak terbayangkan kekuatan yang mampu mengaturnya. Kekuatan yang maha kuat yang mampu mengatur semuanya berjalan sesuai dengan garis edarnya.
Di suatu slide diperlihatkan perbandingan ukuran bumi dan matahari. Ternyata bumi sangat kecil. Mulut saya mulai menganga. Belum sempat mulut saya terkatup, diperlihatkan kembali bintang yang ukurannya lebih besar dari matahari, sehingga bumi pun terlihat semakin kecil. Belum selesai keheranan saya, diperlihatkan lagi bintang yang lebih besar ukurannya dan seterusnya. Lama-lama bumi seperti satu titik saja. Jika bumi saja sekecil itu dibandingkan dengan benda-benda langit lainnya maka bagaimana dengan manusia yang sekecil dan selemah ini?
Subhanallah, Maha Suci Allah. Ayat-ayat Allah sungguh sangat jelas di langit dan bumi. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(Al-Quran, Ali Imran : 190-191)
September 28, 2015
Comments
Post a Comment