Di Mana Membeli Pakaian Taqwa?

Hari kamis pekan lalu saya sampai di gili Trawangan setelah menaiki speed boat selama kurang lebih 20 menit. Karena hotel saya terletak di sisi barat pulau, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan cidomo, kereta kuda. Saya bertanya kepada pengemudi cidomo adakah masjid yang melaksanakan shalat Jumat di gili Trawangan ini. Saya diberitahu kalau masjid agung gili Trawangan terletak tidak jauh dari sentral. Sentral adalah pusat keramaian pulau dan tempat berkumpulnya penginapan, restoran, bar, pusat reservasi watersport dan lain-lain.
Keesokan harinya, hari Jumat, saya sengaja menyewa dua sepeda untuk mencapai sentral dan berkeliling pulau. Di pulau ini hanya ada dua alat transportasi: cidomo dan sepeda. Pilihan jatuh kepada sepeda karena dengan sepeda saya dan keluarga akan bisa mengelilingi pulau dengan santai, berhenti di manapun kami suka dan tentu saja harganya lebih murah dari pada menyewa Cidomo yang biayanya adalah sekitar 100rb untuk satu tujuan. Menyewa sepeda biayanya hanya 50rb-100rb untuk 24 jam.
Setelah bersepeda kurang lebih 30 menit, kami sampai di Sentral. Ramai sekali. Beda sekali dengan daerah hotel kami yang sepi. Setelah membeli air minum dan camilan untuk bekal kami langsung menuju masjid agung untuk persiapan shalat jumat karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIT.
Masjid masih lumayan kosong dan alhamdulillah saya masih dapat shaf kedua. Setelah berwudhu, saya mengganti celana pendek dan kaos yang saya pakai dengan sarung dan baju koko yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Jamaah shalat Jumat lumayan ramai memenuhi masjid yang cukup besar. Penduduk gili Trawangan sebagian besar adalah muslim. Selesai shalat saya menemui istri saya yang sedari tadi menunggu di beranda masjid. Melihat saya berganti baju lagi, beberapa penduduk setempat menyapa dan menanyakan asal saya dari mana dan berbasa-basi sebelum mereka pulang.
Selepas shalat Jumat, karena sudah lapar, kami mencari tempat makan yang pas. Banyak sekali restoran dengan sajian yang berbeda-beda juga. Pilihan saya jatuh kepada sebuah restoran yang menyajikan masakan Indonesia dan barat tidak jauh dari Masjid. Karena restoran ini terletak persis disamping pantai, beberapa tamu memang sengaja berbaring di dipan-dipan yang disediakan restoran sambil membaca buku atau sekedar menyedot minuman segar yang dipesan dari restoran.
Karena suasana tengah hari yang panas dan pemandangan yang begitu indah. saya tidak kuasa menolak ajakan air pantai yang tenang dan bening untuk berenang. Setelah melepas kaos, saya langsung nyebur. Celana pendek satu-satunya yang saya bawa basah kuyup. Saya sempat menemui seekor kura-kura yang sedang berenang di tepi pantai.
Tak terasa kami bermain-main dan berenang sampai menjelang Ashar. Begitu adzan ashar berkumandang kami kembali bergegas menuju masjid yang tidak terlalu jauh dari restoran. Celana saya basah, kaos saya juga hampir basah. Beruntung saya masih punya sarung dan baju koko yang saya pakai buat shalat Jumat tadi. Saya pun melepas celana dan kaos dan berganti baju.
Usai shalat ashar, kami melanjutkan berkeliling pulau. Target kami adalah benar-benar mengelilingi pulau sehingga bisa sampai ke hotel tempat kami menginap tanpa berbalik arah. Sepanjang perjalanan, yang kami lihat adalah pantai yang indah dengan pasir putih. Kami berhenti di beberapa tempat untuk sekedar berfoto.
Kami sampai pada ujung jalan yang tertutup pasir pantai dan dapat dilalui hanya dengan menuntun sepeda. Di sana juga cukup ramai dengan wistawan yang sedang berjemur di pasir pantai. Kami berhenti sejenak di sana untuk minum, ngemil dan mengatur strategi karena harus menuntun sepeda.
Saya bertanya kepada penduduk setempat yang menyewakan peralatan snorkle, seberapa jauh jalan ini putus dan kami harus menuntun sepeda kami. Infonya sih sekitar 15 menit nuntun. Tipsnya adalah tuntun sepedanya di pantai saja. Wao.. saya bakal melewati pantai dengan memakai sarung dan memakai baju koko di depan cewek-cewek yang sedang berjemur. Saya lupa bilang kalo saya tidak melepas sarung dan baju koko selepas shalat ashar tadi dan langsung bersepeda.
Dengan maksud sedikit menjaga pandangan cewek-cewek di pantai yang diperkirakan akan menengok dan melihat saya yang menuntun sepeda dengan memakai sarung dan baju koko, saya memutuskan untuk memakai kembali celana pendek dan kaos yang basah tadi. Sarung dan baju koko saya yang saya pakai untuk shalat Jumat tadi sepertinya tidak terlalu cocok dipakai di pantai.
Saya jadi bertanya, pakaian apakah yang cocok untuk dipakai di mana saja dan kapan saja?
Jawabannya adalah: Pakaian takwa.
Dengan memakai pakaian takwa di mana pun dan kapan pun, kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala laranyan-Nya. Dengan pakaian takwa inilah Allah menutup aib-aib kita yang bersumber dari dosa-dosa yang kita lakukan. Dengan pakaian takwa inilah kita akan dekat kepada ampunannya Dengan pakaian taqwa juga Allah akan menjadikan kita manusia yang paling mulia di hadapannya.
Allah SWT berfirman:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Hal itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (al-A’raf: 26)
Pertanyaan selanjutnya adalah, di mana kita bisa membeli atau mendapatkan pakaian takwa ini?

October 19,2015

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an