PJ20: 1991 part 1

London Bridge Studios, Seattle
1991
Pearl Jam bahkan belum mempunyai nama ketika mereka melakukan tur pertama pada awal 1991. Namun, mereka mempunyai musik yang bakal menjadi salah satu album terbaik dalam sejarah musik rock. Saat itu, Pearl Jam masih jauh dari yang namanya sukses besar, mereka masih berjuang menaklukan radio-radio dan memenangkan hati pengunjung klub-klub di kota-kota kecil. Begitu Temple of the Dog dan Ten tersedia di toko-toko, dan Pearl Jam bermain sekaligus menyumbangkan lagu untuk soundtrack film Cameron Crowe yang berkisah tentang muda-mudi Seattle, mereka sudah dekat dengan ketenaran. benar-benar tidak ada waktu untuk bersantai, mereka bergerak maju dengan semua yang mereka punya membawa serta seluruh penggemar melewati perjalanan yang sangat panjang.
Awal Januari
Eddie Vedder, Stone Gossard, dan Mike McCready diwawancarai oleh stasiun radio Seattle KXRX-FM dan memainkan demo “Once” dan “Even Flow”
10 Januari
Harpo’s Cabaret, Victoria, British Columbia
Show pertama Mookie Blaylock di luar Seattle, menjadi band pembuka untuk Alice In Chains. Mookie berhadapan dengan penonton yang tidak tertarik dengan musik mereka dan crowd yang berisik. Vedder melontarkan pijakan stand mik-nya ke dinding belakang panggung di tengah-tengah pertunjukan.
Jeff Ament: Kami sedikit ketar-ketir, kami tidak ingin memecat seseorang sebelum kami membuat album. Sepertinya tak butuh waktu lama bagi dia (Eddie Vedder) untuk memperlihatkan siapa dia sebenarnya.
29 Januari
Epic memilih demo rekaman Mookie Blaylock di London Bridge Studios yang diproduseri Rick Parashar yang berisi lagu “Alive,” Wash,” dan sebuah cover lagu the Beatles “I’ve Got a Feeling sebagai single promo karena dianggap mewakili band baru itu.
Jeff Ament: Saya tahu “Alive” akan masuk dalam album. Kami fikir “Wash” juga bisa masuk tapi sepertinya perlu sedikit penyempurnaan. “I’ve Got a Feeling” itu cuma hasil dari ngejam-ngejam kecil aja di studio. Let It Be adalah album pertama yang pernah saya beli, jadi setiap lagu di album itu membawa saya ke masa usia delapan tahun. Saya suka bagaimana Eddie merubah lirik “Everybody had a good time” dan memasukan Andy di dalamnya. Itu adalah kumpulan lagu yang yang sangat berarti. Berasa seperti membiarkan kami untuk terus melanjutkan hidup. Eddie sangat sensitif pada apa yang dikerjakan nya.
7 February
Florentine Gardens, Los Angeles
Mookie Blaylock memulai tur West Coast singkat untuk menjadi band pembuka Alice In Chains. Mereka memainkan “Garden” dan “Brother” untuk pertama kalinya. “Brother” selanjutnya tidak pernah lagi dimainkan sampai delapan belas tahun kemudian. “Brother” versi instrumental juga masuk dalam rilis kompilasi Lost Dog pada 2003 sebelum kemudian dirilis kembali dengan vokal pada album Ten reissue.
Jeff Ament: Bagus juga untuk pergi ke luar kota dimana orang-orang tidak ada yang mengenal kami. Tiga atau empat show diadakan di Seattle, dan semua mata memandang pada orang baru itu. Saya fikir itu adalah hal terbaik yang pernah kami lakukan.
Jerry Cantrell: Menjadi fans Green River dan Love Bone, dan juga menjadi teman dengan mereka, Saya fikir Mookie Blaylock pada awalnya seperti tidak mempunyai fokus. Mungkin bukan dari sisi Jeff dan Stone, tapi sepertinya band itu mulai mencari bentuknya. Ada bunyi sound yang berbeda yang mereka coba ciptakan. Apa yang saya ingat adalah saya menyukai band itu dan musiknya. Semua yang berbeda dari seseorang yang kamu kenal pasti butuh sedikit waktu untuk memahami. Banyak hal yang terjadi pada kami di tengah-tengah perjalanan. Dan mereka sedang berusaha memulai semuanya lagi. Kami hanya ingin memberikan dukungan kepada mereka seperti mereka telah memberikan dukungan kepada kami di awal-awal kami memulai ini.
25 February
Off Ramp, Seattle
Berperan sebagai salah seorang bintang di film terbaru Cameron Crowe yang berlatar di Seattle, Matt Dillon pergi nongkrong bersama Eddie Vedder, Jeff Ament, dan Stone Gossard setelah pertunjukan Mookie Blaylock - Alice in Chains.
Cameron Crowe: Saya mencoba mengumpulkan mereka lalu saya bilang “Ayo kita pergi ke club ini dan nonton band-band yang ada di sana.” saya berlagak seperti John Hughes. Lalu saya datang ke club itu dengan para aktor ini dan kami duduk di pojok. Waktu itu penuh sekali dan orang-orang melemparkan botol-botol bir, dan setelah beberapa lama, Kyra Sedgwick berkata “Apa yang terjadi di sini benar-benar luar biasa, saya pulang saja.” Lalu cewek penata kostum juga bilang “Keren, keren banget ‘Bye!’” Dan akhirnya hanya tersisa Matt Dillon dan Campbell Scott sampai akhir.
Mark Arm: Saya menonton Mookie Blaylock di Off Ramp. Saya duduk di bangku yang jauh. Semacam memata-matai saja, ada semacam ketertarikan untuk mengetahui apa yang mereka lakukan. Saya senang bisa menjadi bagian dari sejarah.
10 Maret
Eddie Vedder dan Jeff Ament diwawancarai oleh Seattle KISW dan mengumumkan kalau Mookie Blaylock berganti nama menjadi Pearl Jam, dan juga memberikan kabar kalau keesokan harinya mereka akan memulai rekaman di London Bridge Studios untuk membuat album pertama mereka dibawah label Epic. Demo dari “Release” dan “Once” juga dimainkan dalam acara tersebut.
Jeff Ament: Stone dan Ed dan saya pergi ke New York untuk menandatangani kontrak dengan Sony, dan kami melihat di koran kalau Neil Young akan main di Nassau Coliseum dengan Sonic Youth dan Social Distortion pada tanggal 22 Januari. Lalu kami langsung ambil mobil dan pergi ke Nassau untuk menonton pertunjukan itu. Sonic Youth sangat luar biasa di konser itu. Neil young hanya membawakan 8 lagu namun melakukannya dalam waktu 3 jam. Kami sebenarnya sedang bingung mencari nama band baru, dan Neil Young melakukan jamming yang panjang. Kami begitu saja menaruh kata Jam setelah kata Pearl. Nama itu terdengar aneh, namun mempunyai arti yang besar bagi kami. Ada yang bernilai penting dalam nama itu walaupun kedengarannya tidak.
Vedder suka sekali mengarang-ngarang dan mengatakan kalau nama band mereka terinspirasi dari sebuah resep dari nenek buyut nya yang bernama “Pearl”.
Eddie Vedder: Saya ada keturunan Indian dan dia suka membuat ramuan hallucinogenic. Saya harap resepnya diturunkan dalam keluarga. Kalau memang benar, maka pasti terhenti satu generasi sebelum saya. Saya sendiri belum pernah merasakannya. Namun saya masih mencari resep Pearl Jam sampai sekarang.
Photos are taken from Pearl Jam Twenty Book/Words are the translation of Pearl Jam Twenty Book/ copyrights belong to the author of the book. 
Kembali ke daftar isi

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an

Yang Muda Berhaji