PJ20: 1990 part 5



October 8

Eddie Vedder tiba di Seatte untuk bermain pertama kalinya dengan Ament, Gossard, McCready dan seorang veteran bernama Dave Krusen. "Black," "Just a Girl," "Breath," "Alone," "Oceans," dan "Release," adalah lagu-lagu pertama yang digodok di sebuah studio latihan di basement Galeria Potatohead. Kunjungan pertama ini berlangsung 7 hari, Eddie terpaksa kembali ke San Diego karena pekerjaannya di pom bensin.

Jeff Ament: saya ingat waktu pertama kali Ed datang. Tepat sebelum dia naik pesawat ke Seattle, dia berkata, "Kalau saya sudah sampai, saya ingin dijemput dan langsung ke studio latihan, dan saya tidak mau main-main. Saya hanya ingin bermain musik. Saya tidak ada waktu jalan-jalan, makan dan lainnya." Dan itulah yang kita lakukan selama lima atau enam hari pertama. Kami bagun tidur, minum kopi, lalu pergi ke studio latihan dan bermain musik sampai kita lapar. Lalu kami pergi membeli buritto, dan kembali lagi setelah itu dan terus bermain. Lalu kita keluar ke Cyclops untuk makan malam, minum, lalu kembali dengan sebotol anggur. Hari yang sangat sibuk. Kami bermain selama 16 jam, dan kami melakukan itu selama lima hari.


Eddie Vedder: ada kesan khusus dari pembicaraan saya dan Jeff melalui telepon, kami berbicara tentang artwork; bagaimana kegemarannya pada artwork, tanggung jawab sebagai anggota band pada saat bekerja bersama. Itu bukan pekerjaan sembarangan, dan itu bukanlah tentang rockstar. Semua itu tentang musik, tentang seni. Mungkin itulah yang membuat kami menjadi teman sekamar ketika kami mulai tur. Kami menjadi nyambung dan sangat akrab. Saya tinggal di rumahnya di awal-awal. Dia banyak membantu saya, karena bagi saya sangat sulit pada awalnya untuk memulai. Dia itu shaman nya. Dia itu orang yang selalu saya ikuti atau berusaha tetap dekat dengannya. Dia merupakan penyeimbang buat saya. Saya sangat beruntung memiliki itu.

Stone Gossard: Jadi kami latihan, kami masuk ke studio dan memainkan setlist yang ada. Ed sudah merampungkan lima atau enam lagu dan kami masih punya empat atau lima lagu lainnya yang harus dikerjakan. Kami memainkan lagu untuk Ed dan dia akan bilang, "Besok saya punya sesuatu untuk itu." Jeff mulai berbicara soal bermain di sebuah show pada akhir minggu. Kita bahkan tidak punya waktu untuk membayangkan bagaimana jadinya nanti, hanya saja, kita memerlukan delapan lagu. Kami lanjut bekerja; saling melempar ide, jamming, dan merekam semuanya. Pribadi Ed yang sesungguhnya tidak keluar sampai sesudah kami melakukan tur berbulan-bulan lamanya. Ketika dia telah mengenal penonton dan berinteraksi dengan panggung live, dia mulai berubah. Dia punya suara yang luar biasa dan dia adalah seorang pekerja keras, dan bisa menulis dengan baik. Tapi, kalau bicara soal kegilaan-nya, itu tidak muncul begitu saja.

Dave Krusen: Stone punya beberapa lagu yang dia pernah buat demo-nya, selain itu, kita mengerjakan hal-hal yang baru. Eddie sudah memiliki lirik untuk "Alive" dan mungkin juga untuk beberapa lagu lainnya. Lagu-lagu baru mulai terbentuk dengan cepat. Itu adalah proses kreatif tercepat yang saya pernah terlibat di dalamnya. Semuanya berjalan begitu cepat, ide-ide mengalir deras. Saya ingat kertas-kertas Eddie berserakan memenuhi ruangan dan dia selalu menuliskan semua ide-ide liriknya.

Mike McCready: Setengah kepala Eddie plontos, dan dia memakai kaos Butthole Surfers, sepatu Doc Martens dan jaket kulit. Saya sangat bersemangat untuk bertemu dengan nya, karena ketika pertama kali saya mendengarnya di kaset demo, saya bertanya-tanya, "Siapa orang ini? Apakah dia benar-benar ada?" Sangat sulit dipercaya bagaimana bagusnya "Alive," "Footsteps," dan "Once" terdengar.


October 13


Band baru itu merekam sepuluh lagu ("Even Flow," "Once," "Breath," "Release," "Just a Girl," "Alive," "Goat," "Alone," "Oceans," dan "Black"), banyak sekali improvisasi dan ide-ide yang belum rampung, termasuk satu diantaranya yang kemudian menjadi "Yellow Ledbetter," yang direkam live sebagai akhir dari sesi minggu pertama itu.


Jeff Ament: Kami membantai sepuluh lagu, yang akhirnya jadi bahan untuk album pertama. Jadi minggu pertama itu lumayan memuaskan.


October 14


Setelah diingatkan beberapa kali untuk tidak telat oleh Vedder, Mike McCready menjemputnya dan mengantarkannya ke Sea-Tac airport jam 5 pagi untuk mengejar pesawat kembali ke San Diego. Malam itu, Vedder bekerja dibelakang layar untuk promotor Avalon Attractions di konsernya James Taylor di Open Air Theater San Diego State University. Lima atau enam hari kemudian, dia kembali ke Seattle untuk meneruskan pekerjaan dengan Gossard, Ament, McCready, dan Krusen.


October 22

Off Ramp, Seattle


Band baru yang sementara diberi nama Mookie Blaylock, diambil dari nama salah satu pemain New Jersey Net yang waktu itu kartunya dibuat sebagai sampul demonya, bermain live untuk pertama kalinya di depan sekitar 200 orang. Setlist yang dimainkan adalah "Release," "Alone," "Alive," "Once," "Even Flow," "Black," "Breath," dan "Just a Girl" sebagai encore yang kemudian hanya muncul sekali lagi dalam setlist Mookie Blaylock atau Pearl Jam.

Jeff Ament: konser itu sangat menegangkan. Konser yang kurang interaksi karena semuanya begitu baru dan kita ingin semuanya memainkan bagiannya dengan baik. Saya kira Eddie sedikit ketakutan karena dia menyanyi di depan orang-orang dari band-band besar Seattle. Semuanya sangat gugup walaupun itu bukan suatu pertunjukan yang besar. Pertunjukan yang kasar, namun rasanya sangat nikmat sekali untuk berada di atas panggung dan bermain.


Dave Krusen: Itu adalah konser yang paling pertama, saya ingat kalau saya sangat gugup karena lagu-lagu itu dibuat dengan begitu cepat, jadi saya khawatir salah bermain. Saya sangat bersemangat dalam pertunjukan itu. Eddie sangat pemalu di konser yang pertama. Dia memakai topi yang menutupi mukanya. Konser pertama yang sangat terkontrol dibandingkan konser-konser setelahnya.


Stone Gossard: Kim Thayil dari Soundgarden menghampiri saya setelah show dan dia bilang kalau dia suka sekali lagu "Evening Flow." Kamu tahu kan bagaimana malam itu berlalu? [Tertawa] mungkin ada 150-an orang yang hadir malam itu, hanya itu yang saya ingat dari show itu. Sepertinya kami tidak begitu mengenal lagu-lagu kami sendiri.


Mike McCready: Saya ingat kami tidak ingin melakukan show, karena Jeff dan Stone masih terikat kontrak dengan Polygram. Saya fikir kalau kita menunjukan kehebatan kita pasti mereka tidak mau melepaskan kita dari kontrak. Jadi saya rasa itu adalah ide yang buruk, tapi Stone bilang "ah, persetan. Hajar aja deh." Randy Jackson, pencari bakat dari Seattle Marines ada di sana, begitu juga para personel Soundgarden. Malam itu benar-benar penuh. Tempat itu jelek sekali. Tapi, malam itu benar-benar menarik. Kita buka show dengan "Release," dan sepertinya itu agak aneh, karena saya fikir kami semestinya mulai dengan lagu yang lebih berat. Maksud dari Ed adalah membawa penonton masuk dengan perlahan. Show itu adalah hal yang hebat dan menyenangkan yang berakhir dengan sangat cepat. Saya ingat kalau Ed sangat pemalu dan hanya berdiri saja di panggung. Dan saya juga menyadari kalau mimpi saya mulai terwujud.


Chris Cornell: Sampai hari ini show itu adalah konser pertama terhebat yang pernah saya lihat. Tidak ada tandingannya. Dan itu tidak ada hubungannya dengan kenyataan mereka adalah band live yang sangat hebat sekarang. Saya ingat sekali apa yang saya fikirkan saat itu, kalau mereka itu bagus sekali. Hal lain yang saya ingat dari show itu adalah kalau saya berdiri disamping Kelly Curtis, yang telah melalui penderitaan dengan apa yang terjadi pada Andy. Dia tersenyum dengan cerah dan bilang "saya sangat berbahagia sekarang" Dia tahu dan saya juga tahu kalau kami telah melihat show yang luar biasa dan Pearl Jam adalah band fenomenal.


Nancy Wilson: Eddie bernyanyi dengan baik, namun dia hanya berdiri saja sepanjang show. Dia seperti masuk dalam jurang yang sangat dalam di depan penonton Seattle. Mereka baru saja kehilangan Andy Wood, jadi mereka bisa membandingkannya. Mereka seperti menghakimi. Saya yakin dia pasti merasakannya. Dia ingin dihargai. Semangatnya berasal dari emosi yang jujur dan sangat kuat dan dia mengarahkannya bagai seorang surfer sejati.

Photos are taken from Pearl Jam Twenty Book/Words are the translation of Pearl Jam Twenty Book/ copyrights belong to the author of the book. 
Kembali ke daftar isi

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an