PJ20 : 1990 Part 2


Summer

Setelah kembali terhubung di sebuah pesta di bulan Februari, Stone Gossard dan teman sekolahnya, Mike McCready mulai bermain musik bersama di loteng rumah orang tua Gossard. Tak berapa lama, McCready meminta seorang teman lama untuk bergabung.

Jeff Ament : Saya ketemu Mike ketika dia main di band Shadow. Suatu malam, vokalis Shadow, Rob Webber, berganti kostum di restoran dimana saya bekerja sebelum bermain di sebuah acara, jadi dia mengundang saya untuk menonton pertunjukan itu. Ketika saya masuk ada seorang bocah kurus yang memakai celana spandex model baggy bermain di atas panggung memainkan solo dengan gaya “Eruption”-nya Eddie Van Halen dengan kaki di atas monitor. Tapi saya pikir itu sangat menggelikan, lihatlah anak itu, terlihat seperti anak usia sebelas tahun. Yang ada di benak saya saat itu adalah “saya bakal membenci band ini. Pasti ini bakal buruk sekali”, karena saat itu saya adalah seorang yang menyukai punk underground. Tahun-tahun selanjutnya, teman-teman kami mulai berteman dengan teman-teman mereka, dan kami mulai mengadakan pesta bersama. Mike selalu muncul di pesta-pesta ini memainkan gitar dengan gaya Stevie Ray Vaughn. Saya tidak pernah satu ruangan dengan seorang yang punya keahlian bermain gitar seperti itu atau bisa memainkan blues seperti itu. Setelah Andy meninggal, Saya mendengar kalau Stone dan Mike bermain bersama, dan saya fikir “itu sangat keren” kami pernah punya pemain gtar sebelumnya namun tidak ada yang bisa bermain seperti itu. Mike punya kemampuan itu. Dia bisa langsung melesat ke luar angkasa.

Mike McCready: Stone itu orang yang paling sarkas dan paling tidak sopan, ketika dia datang kita pasti jadi korban nya. Jeff pernah bilang kalau di Montana kalau seseorang tidak sopan terhadapmu maka tinju saja mukanya. Dan itulah yang hampir terjadi ketika Stone dan Jeff bertemu. Mark Arm melerai mereka. Ada sarkasme dan sikap agresif pasif gaya Seattle yang Jeff tidak pernah hadapi di Montana.

Stone dan saya baru mulai bermain bersama dan saya ingat ketika kita keluar dengan sebuah VW Rabbit untuk membawa gitar untuk di cek. Kami baru saja mulai proyek Pearl Jam, dan waktu itu hanya saya dan dia, saya bilang “Kita harus memasukkan Jeff ke band ini” dan saya ingat reaksi Stone seperti “Heh?”. Dia tidak begitu senang. Saya fikir mereka punya urusan yang belum selesai setelah kematian Andy dan urusan Mother Love Bone. Tapi mengetahui bagaimana bagusnya kedua orang ini pernah bekerja bersama, mengeluarkan album, dan bagaimana memasarkan album mereka sendiri dan bagaimana mereka menulis lagu bersama, saya berfikir “Kita mesti memasukan Jeff ke dalam band ini”. Mereka pergi makan bersama dan dan hal selanjutnya yang saya tahu, Jeff bergabung dan saya bilang “Fuck yeah”. Saya harap saya punya peran atas apa yang terjadi. Dan soal itu saya tidak bisa di bujuk untuk merubahnya.

Stone Gossard: Saya bertemu Mike McCready ketika saya kelas 7. Saya mendengar tentang sebuah band yang bernama Warrior, dan mereka adalah anak-anak kelas 6 atau kelas 7 yang punya ampli besar dan gitar model flying V. Dan saya tidak percaya hal itu. Saya bilang “Tunggu dulu, orang-orang ini sudah punya band?” Pada saat itu saya cuma suka Led Zeppelin. Bertahun-tahun berlalu dan saya melihatnya bermain mengiringi piringan blues di sebuah pesta. Seingat saya dia itu bermain lagu-lagu Albert King atau apalah. Tidak terlalu cocok juga buat saya. Saya ingat kembali ke masa lalu dan berkata “Mike McCready! saya kenal dia. Dia keren.” Kami tidak mikirin itu. Terjadi begitu saja. Sebelum itu kita sering ketemuan secara berkala dan dia mulai nonton live music lagi, dan kita kembali berputar dalam lingkaran yang sama lagi. Kita menikmati itu, jadi kita terhubung lagi secara alami.

Satu-satunya lagu milik MLB adalah “Alive” yang tadinya berjudul “Dollar Short.” Andy sebenarnya punya lyric untuk lagu itu . Tapi sepertinya kami tidak pernah merekam versi yang penuh dari lagu itu, walaupun mungkin ada bootleg-nya. Sepertinya kami memainkannya di Portland. Susunan lagunya persis degan “Alive” tapi lirik andy sama sekali beda. Sebenarnya itu lagu saya yang saya perlihatkan ke Mike.

Jeff Ament : teman-teman saya punya band yang namanya War Babies. Mereka nggak pas dengan pemain bass nya. Secara tiba-tiba saya lalu saya main di beberapa show mereka dan menulis dan merekam banyak lagu dengan mereka. Pada saat itu sebenarnya saya ingin kembali ke sekolah seni. Saya berfikir kalau kesempatan satu kali sebagai rock band sudah lewat. Rasanya tidak mungkin petir itu menyambar lagi. Saya masih menyukai pekerjaan grafis atau menjadi seorang pelukis. Saya hanya kuliah dua tahun dan rasanya itu seperti belum selesai.

Ketika saya mulai main dengan War Babies, saya sekali lagi mulai jatuh cinta pada bermain musik. Richard Stuverud- sekarang saya masih bermain dengannya- dia itu drummer di band dan saya sangat bersemangat sekali bermain dengannya. Kami datang awal dan merombak beberapa lagu dan saya akan memainkan lagu-lagu Clash dan prince dan berkata: “Hey, kita keluarin lagu-lagu ini dari nuansa AC/DC dan kita jadiin seperti Clash dan itu bakal jadi lebih menarik.” Pada waktu itu juga Stone berkata, “Hey, saya ingin merekam lagu-lagu ini. Kamu mau mainin bass nya?”

Begitu semuanya ada sedikit kemajuan, kami melakukan promosi Mother Love Bone, dan kita banyak nongkrong dan ngobrol. Saya selalu memulai sesuatu dengan pedoman: kalau kita ingin melakukan sesuatu, lakukan dengan cara yang lebih baik. Dalam band-band kita sebelumnya banyak sekali kelakuan pasif agresif dan saya tidak ingin itu terjadi lagi. Saya sudah cukup dewasa dan kalau saya harus berada dalam sebuah band, saya ingin berada dengan orang-orang yang bisa diajak terbuka, orang-orang yang saya bisa percaya. Kita pergi makan ke Queen City Grill di Seattle dan kita saling memberi batasan dan pedoman bagaimana masing-masing anggota band memperlakukan anggota lainnya sebagaimana dia ingin diperlakukan. Dan itu adalah momen yang sangat besar. Itu kali pertamanya kita benar-benar jujur satu sama lain tentang perasaan kami satu sama lain.

Photos are taken from Pearl Jam Twenty Book/Words are the translation of Pearl Jam Twenty Book/ copyrights belong to the author of the book. 

Comments

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an