PJ20 : Matt Cameron
MATT CAMERON
Lahir: 28 november 1962 di San Diego. Cameron pindah ke Seattle pada tahun 1983 dan dengan cepat berbaur dengan blantika musik lokal Seattle. Pada tahun 1986 Cameron bergabung dengan Soundgarden sampai saat bubarnya di tahun 1997.
Lahir: 28 november 1962 di San Diego. Cameron pindah ke Seattle pada tahun 1983 dan dengan cepat berbaur dengan blantika musik lokal Seattle. Pada tahun 1986 Cameron bergabung dengan Soundgarden sampai saat bubarnya di tahun 1997.
Apa alat musik pertama kamu? Dimana dan kapan kamu mulai bermain?
Alat musik pertama saya adalah drum seken waktu saya berumur 11 tahun. Saya
sudah mulai memukul semua perabotan yang ada di rumah sejak umur tiga
tahun. Beruntung sekali orang tua saya mendukung, kedua orang saya adalah
penggemar jazz.
Apa yang menginspirasi kamu sehingga kamu bermain drum?
Itu cara saya mengekspresikan diri, keinginan untuk menjadi seperti idola
saya, cewek-cewek, mungkin itu.
Siapa saja pemusik yang kamu idolakan dan memberikan pengaruh?
Buddy Rich, Count Basie, Dvid Bowie. Saya melihat mereka bermain diusia
11 sampai 13 tahun.
Apa saja konser pertama dan paling berpengaruh buat kamu?
Di pertengahan tahun 70an saya diberi kehormatan untuk bisa menyaksikan
Queen, Kiss, Bowie, Cheap Trick, Thin Lizzy, Shelly Manne, Bobby Hetcerson, dan
Jaco Pastorius. Di usia sekecil itu saya sangat terkagum-kagum pada mereka. Saya
tidak suka petasan (M-80) yang kadang dibawa orang-orang ke konser-konser
besar. Itu seperti suara perang di antara band-band yang bermain. Saya juga
ingat banyak anak-anak yang terlalu banyak minum di konser dan berakhir
nyungsep di kolam atau pun muntah-muntah. Saya selalu menonton konser dan
tenggelam di dalam setiap detailnya, jadi buat saya mabuk pada saat nonton
konser itu sesuatu yang tidak masuk akal. Jadi dari awal saya adalah seorang
yang lurus-lurus saja.
Apa kenangan terbaik kamu pada konser-konser pertama?
Saya main di pesta kelulusan di tahun 1980 dengan band saya Faultline di
Fiesta Island, San Diego. Kami membawa generator, memarkirkan dua van, lalu
mulai bermain. Teman-teman sekelas kami (kebanyakan dari bagian yang merokok)
menikmati pertunjukan kami. Baru saja kami mainkan dua lagu lalu polisi datang
dan meminta kami menunjukan ijin. Wah,
bukan awal yang bagus di musim panas tahun itu.
Saya main di Metropolis di tahun 1983 dengan band Bam Bam pada tahun pertama
saya di Seattle, saat itu membukakan
mata saya karena saya menemukan skena musik yang benar-benar menerima saya
secara utuh.
Konser Soundgarden saya yang pertama di tahun 1983 di Ditto Tavern
seperti pembaptisan saja. Saya baru bergabung dengan grup itu seminggu sebelum
konser dan saya ingin memberikan kesan yang baik. Drummer yang saya gantikan,
Scott Sundquist berada di front row dan mengkritik setiap gerakan. Saya ingat
dia berkata “ Kick drumnya terlalu keras!” “terlalu cepat!” dan sebagainya.
Menjadi band pembuka Love and Rockets adalah momen yang besar buat saya. Kami
tidak pernah main di venue yang besar sebelumnya, kami hanya main di bar-bar
kecil, membuat kami gugup. Lagu pembuka kita “Entering” sangat mirip dengan “BellaLugio’s Dead” dari Bahaus. Kedua lagu itu punya intro drum yang mirip, jadi
ketika saya diberi tanda, saya memainkan beat itu, penonton di dua baris
pertama saling menatap kebingungan. Tapi begitu Hiro Yamamoto dan Kim Thayil
mulai memainkan gitar, kebingungan mereka lenyap. Itu adalah panggung besar
pertama kami - Moore Theatre di Seattle- dan setelah konser saya sadar kalau
soundnya cukup besar untuk venue manapun dan kami bisa membuat semua orang
mendengarkan kami.
Akhirnya, pada tahun 1998, setahun setelah Soundgarden bubar, saya
mendapatkan telfon dari Stone dan Eddie, “Hai Matt, punya rencana apa di musim
panas ini?”
Photos
are taken from Pearl Jam Twenty Book/Words are the translation of Pearl
Jam Twenty Book/ copyrights belong to the author of the book.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke daftar isi
Comments
Post a Comment