PJ 20: Chapter One 1962-1989 part 3
MIKE’S MOVE
Bagi McCready yang pada saat itu berusia dua puluh tahun, waktunya sudah
hampir habis untuk bertahan di Seattle dan berharap bandnya, Shadow, menjadi
besar. Di akhir 1986 dia pindah ke Los Angeles dan mencoba untuk mendapatkan
kontrak rekaman. Mereka bertahan di sana lebih dari setahun, bertahan hidup
dengan hanya makan mie ramen dan menggunakan tabungan mereka untuk mendapatkan
kesempatan manggung di venue-venue
seperti Roxy dan Whisky a Go Go,
seringkali di slot waktu yang paling jelek.
Di awal 1988, kecewa dengan eksperimen mereka di Los Angeles, Shadow
kembali ke Seattle dan bubar. McCready menunda impiannya untuk sukses di dunia
musik dan mendaftar di Shoreline Community College. “Ada sekitar lebih dari
sepuluh ribu band di sana dan kesempatan sebuah band untuk bisa berhasil sangat
kecil.” Ujarnya. “Kata-kata orang tua saya terngiang-ngiang di kepala, ‘kamu
harus punya sesuatu untuk jadi sandaran'.”
THE MISSING PIECE
Di sebuah kota bernama San Diego, seorang musisi juga sedang berjuang
untuk sebuah kesempatan. Eddie Vedder lahir di Evanston, Illinois kemudian
pindah ke San Diego sebelum beranjak remaja dan menghabiskan masa-masa
remajanya di sana dan di sekitaran Los Angeles. Di usia belia, Vedder
pernah membintangi beberapa iklan TV dan media cetak. Kesukaannya pada dunia
akting tumbuh ketika dia menginjak SMA.
Tapi, obsesi sejatinya adalah surfing dan rock n’ roll; Dia pernah
bertemu dengan legenda surfing Mark Richards dan menonton konser Bruce
Springsteen beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ketigabelas.
Tahun-tahun berikutnya, Vedder bekerja serabutan menjadi pekerja
konstruksi, pelayan, sekuriti, dan
pekerja di perusahaan minyak dan bermain di beberapa band menjadi seorang
pemain gitar ritem, bukan menjadi seorang vokalis. Sebagian besar waktu dan tenaganya
dihabiskan untuk membuat rekaman demo 4 track
di rumahnya dengan menggunakan walkman
dan sebuah stereo. Sampai pada suatu
saat dia mengupulkan uang yang cukup untuk membeli sebuah mesin perekam 4 track
Tascam canggih. “Saya benar-benar memanfaatkannya” Ujarnya. “Saya belajar
menulis lagu ketika musik popular pada waktu itu tidak mampu memuaskan saya.
Menulis lagu adalah cara saya untuk menciptakan lagu yang tidak bisa saya
dengar di radio atau di mana pun.
Vedder juga cepat berbaur dengan skena musik San Diego, dimana
keinginannya untuk mengabdikan hidupnya pada rock n roll membuat kagum
teman-temannya. “Saya bekerja di malam hari, itulah cara saya bertahan hidup.” Ujarnya
pada majalah Just Rock edisi Oktober 1991. “Saya adalah seorang musisi dan saya
tidak mau bekerja kantoran. Kala itu, saya merasa seperti seniman yang tidak
punya pekerjaan. Saya akan bergadang semalaman untuk membaca dan menulis. Dipagi
harinya ketika saya sampai di apartemen, semua orang sudah berangkat ke
kantornya, jadi saya bisa membuat kegaduhan sesuka saya. Saya merekam
semua yang sudah saya tulis.
Di akhir 1987, Vedder menemukan sebuah iklan di sebuah surat kabar
mingguan San Diego Readers yang dipasang oleh sebuah band lokal bernama Bad
Radio yang sedang mencari seorang vokalis. Vedder menyertakan sebuah cover “Atlantic
City”, sebuah lagu dari Bruce Springsteen di dalam demo yang dikirimnya, dan itu
cukup bagus untuk menghantarkannya mengikuti audisi.
“Studio tempat mereka berlatih dimiliki oleh seorang cewek rusia bernama
Valery Saifudinov yang bermain di sebuah band metal bernama Flight 19.” Ujar Vedder.
“Bagaimanapun saya datang dan mendapatkan posisi itu. Di waktu yang sama,
beberapa orang teman saya di kampus menjalankan sebuah klub yang benar-benar sepi.
Di San Diego, tidak banyak pertunjukan live. Orang-orang hanya pergi menonton
band yang sudah muncul di MTV. Tidak ada sesuatu yang lokal yang ngetop pada
saat itu. Meskipun ada sebuah band yang bagus bernama Night Soil Man dan ada
juga Donkey Show. Saya mulai menyebarkan flyer
untuk sebuah band bernama Red Tape. Kami mengambil alih sebuah bar sport, melapisi seluruh ruangan dengan plastik,
memasang smoke machine dan beberapa lukisan. Tiba-tiba saya punya cara untuk mendapatkan gig.
Di Seattle, Ament dan gossard membawa band baru mereka- kini bernama
Mother Love Bone yang juga beraggotakan gitaris Bruce Fairweather- ke Reciprocal
Recording Studios untuk merekam demo album mereka pada Februari 1988. Karena
Chris Cornell dan Andy Wood masih tinggal bersama, Matt Cameron mengetahui dari
awal jenis musik yang mereka mainkan. Dia sangat terkesan dengan bagaimana elemen
yang berbeda dari Malfunkshun dan Green River bisa bergabung menjadi sesuatu
yang baru.
“Itu adalah saat dimana saya mulai benar-benar bisa menghargai bagaimana
Stone menulis lagu.” Ujarnya.”Mother Love Bone adalah band yang bisa
mengeluarkan semua sensitifitas pop nya- semacam perasaan yang mendalam yang
ditemukan dalam korus-korus musik rock yang dia bisa kuasai sepenuhnya.” Wood begitu
terbuka dalam proses kreatif yang ada. Menginspirasi anggota yang lainnya untuk
menganggap bahwa Mother Love Bone bukan hanya sekedar sebuh band rock n roll. “Adrew
Wood itu lebih ke seorang seniman.” Ament berkata. “Ini adalah caranya mendapatkan kesenangan dalam hidup : menulis lagu dan merekamnya.”
Waktunya terasa sedikit ironis, ketika Mother Love Bone baru saja
berjalan, Sub Pop merilis album Rehab Doll nya Green River, delapan bulan
setelah mereka bubar. “Ketika waktunya album keluar, Bruce Pavitt bilang ‘Jadi
begini, saya sedang tidak ada uang. Kalian bisa tidak membantu saya?’ Kami
menabung selama empat atau lima bulan dan setiap orang patungan sekitar 200
atau 300 dolar,” ujar Ament. “Kami mencetak seribu keping piringan hitam, dan membantu
memasang iklan di fanzine seperti Forced Exposure dan Matter. Saya ingat hari ketika piringan hitam datang. Kami pergi ke
apartemen Bruce dan ada lima atau enam kardus yang berisi 500 keping piringan.
Saya fikir 500 lainnya disebarkan ke beberapa perusahaan distribusi, dan itulah
awal dari Sub Pop. Hal yang menakjubkan adalah, di pertengahan tahun 90an, pada
akhirnya kami menerima pengembalian patungan modal awal itu. Masing-masing
mendapat empat ratus dolar, dalam pecahan dua puluhan dolar. Saya gunakan uang
itu tiap hari. Saya membeli pizza dan bilang ‘Ini dari Bruce Pavitt’. Itu adalah
empat ratus dolar terbaik yang saya pakai, karena dulu itu adalah uang yang sangat
banyak”
Photos are taken from Pearl Jam Twenty Book/Words are the translation of Pearl Jam Twenty Book/ copyrights belong to the author of the book.
Comments
Post a Comment