Pearl Jam Vs Nirvana ?
“Album kami
keluar hampir bersamaan dengan rilis album Nevermind nya Nirvana, dan semua
mata tertuju pada nirvana. Nirvana ngetop dengan cepat, tapi kami butuh
setidaknya enam bulan. Label rekaman pada awalnya bingung menentukan format musik
kami- kalau kami adalah rock atau alternative, mereka tidak tahu- waktu itu
merupakan masa yang begitu sulit. Nirvana mungkin membukakan pintu kami bagi
radio-radio, tapi begitu pintu itu terbuka, itu menjadi sangat lebar. Dalam beberapa
bulan sejak rilis, kami baru bisa merasakan bahwa sesuatu yang besar sedang
terjadi. “ Kelly Curtis- Manager Pearl
Jam
Begitu penjualan
album Ten meningkat, menyamai dan melampaui
Nevermind, Pearl Jam mulai menuai
kritik. Yang paling mengejutkan adalah kritik itu datang dari rekan musisi
mereka, Kurt Cobain. Faktanya adalah dengan kesuksesan Nevermind, Nirvana juga menerima kritikan yang sama. Kredibilitas
ke-indie-an Nirvana pun dipertanyakan.
Cobain tidak
menyukai musik Pearl Jam. Bukan hanya itu, dia sepertinya membenci Pearl Jam.
Bahkan, seperti dituliskan dalam oleh Michael
Azzerad dalam Musician, Kurt
mengatakan: “Gw tahu setidaknya, kalau bukan Stone, kalau Jeff itu seorang careerist- orang yang bakal menjilat
untuk meyakinkan band-nya bisa terkenal.” Kurt juga mengatakan kalau Pearl Jam
bertanggung jawab atas musik gabungan korporat, alternative, dan cock rock. “Gw nggak pengen
dihubung-hubungin lagi dengan band itu” Ketika dia ditanya mengapa sebegitunya
dengan Pearl Jam dia menjawab “ Gw merasa ada tugas untuk ngasih peringatan sama
anak-anak tentang musik palsu yang mengklaim sebagai musik underground atau alternative.
Mereka cuma numpang doang.”
Sepertinya
Cobain tidak sendirian, beberapa kritik juga melihat fakta bahwa Pearl Jam
berhasil menandatangani kontrak dengan major
label hanya beberapa minggu setelah dibentuk, melalui koneksi, dan
mempertanyakan integritas ke-underground-an Pearl Jam, khususnya pada numlah
uang yang begitu besar dikeluarkan Epic untuk mempromosikan band ini yang
seharusnya didapatkan band-band lainnya melalui kerja keras. Cerita lain yang
digunakan untuk menyerang Pearl Jam adalah cerita tentang Green River dan
Mother Love Bone yang mengejar kesuksesan. Mereka menyebutkan alasan Mark Arm
berpisah dengan Green River adalah karena Ament dan Gossard selalu memikirkan
cara mereka meraih sukses, juga ketakutan Arm ketika Ament menyatakan kalau dia
ingin menjadi pemusik professional. [1]
Media
memperparah semua ini dengan selalu menanyakan tentang pendapat Kurt pada
wawancara-wawancara dengan Pearl Jam. Hal itu seperti menyiram air garam di
atas luka. “Kurt ngomong yang aneh aneh tentang kami, jadi kami bales balik.
Ketika gw diwawancara, pertanyaan kedua atau ketiga pasti soal Nirvana. Gw
yakin juga kalo Nirvana ditanyain hal yang sama. Setelah beratus-ratus kali
wawancara dan ditanyain itu-itu melulu, tau nggak sih, persetan dengan mereka.”
Ujar Jeff.”Michael Azerrad adalah orang yang bikin semuanya tambah parah dengan
menulis di Rolling Stone apa yang Kurt dang gw bilang. Intinya gw bilang: Bodo
amat, kami rekaman di Homestead records dia itu masih nonton konser Sammy Hagar.
Jadinya gw pikir, kalau mau ngomongin kredibilitas punk-rock, gw bisa buktiin.
Gw tuh saksi perjalanan punk-rock. Beberapa kali gw coba memperkenalkan diri ke
Kurt dan ngajak ngobrol, tapi dia nggak mau.lalu gw ngobrol sama Krist, yang
selalu akur sama gw, dia cuma bilang, “Tauk dah. Itu cuman omong kosong doang . ”[2]
Tuduhan-tuduhan itu ditanggapi santai saja oleh Pearl Jam. Bahkan terang-terangan mereka bilang kalau mereka menghormati dan merasa berhutang pada Nirvana dan tidak pernah membicarakan hal-hal jelek tentang Cobain. Malah banyak contoh yang bisa mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar. Eddie malah melakukan hal-hal yang boleh dibilang tidak komersial sama sekali : mengadakan pertunjukan rahasia untuk anggota fan club, merilis vinyl dua minggu sebelum CD, tiket konser dan merchandise yang muah, siaran langsung konser dan lain lain.[3]
Tuduhan-tuduhan itu ditanggapi santai saja oleh Pearl Jam. Bahkan terang-terangan mereka bilang kalau mereka menghormati dan merasa berhutang pada Nirvana dan tidak pernah membicarakan hal-hal jelek tentang Cobain. Malah banyak contoh yang bisa mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar. Eddie malah melakukan hal-hal yang boleh dibilang tidak komersial sama sekali : mengadakan pertunjukan rahasia untuk anggota fan club, merilis vinyl dua minggu sebelum CD, tiket konser dan merchandise yang muah, siaran langsung konser dan lain lain.[3]
Epic pernah
membuat kaos yang bertuliskan kata-kata Cobain sebagai guyonan. Tapi, bagi bagi
ribuan fans Nirvana yang baru saja merasakan kehebatan musik “alternative” di
album Nevermind, kata-kata Cobain itu sangat berarti. Mereka seperti mendengarkan
wahyu. Kata-kata cobain yang seolah-olah mengatakan “Kalian tidak boleh
menghormati Pearl Jam” adalah sebuah propaganda yang buruk. Disatu titik,
ocehan Kurt mempengaruhi Jeff secara personal “Gw berusaha keras untuk tidak
terpengaruh” ujar Jeff “Tapi itu mengganggu juga sih. Mau itu Kurt Cobain atau
bukan, kalau ada yang ngomongin kami padahal nggak kenal siapa kami, itu
nyakitin juga”[4]
Eddie Vedder menanggapinya dengan lebih santai, ketika ditanya oleh seorang reporter Washington Post tentang pernyataan-pernyataan Kurt. “Wallahu a’lam, gw banyak masalah lain yang lebih penting untuk dipikirin” tapi suatu ketika dia keceplosan juga soal perasaan yang sebenarnya. “Di banyak hal, gw ngerasa kasihan sama Kurt Cobain.” Ujar Eddie kepada seorang wartawan Raw. “Tau nggak sih, gimana frustasinya lo, kalau lo punya banyak duit dan bisa ngelakuin apa saja? Gimana dia mau nyanyi punk rock?[5]
Eddie Vedder akan tahu bagaimana membalas Kurt karena mereka punya kelemahan yang sama. Di lubuk hatinya terdalam dia sangat menghormati Kurt, serangan Kurt pasti membuat luka yang lebih dalam di hatinya dibandingkan teman-teman Pearljam nya yang lain. Serangan terbuka Cobain kepada Pearl Jam adalah salah satu faktor yang membuat dia khawatir akan kredibilitasnya sendiri.[6]
Eddie Vedder menanggapinya dengan lebih santai, ketika ditanya oleh seorang reporter Washington Post tentang pernyataan-pernyataan Kurt. “Wallahu a’lam, gw banyak masalah lain yang lebih penting untuk dipikirin” tapi suatu ketika dia keceplosan juga soal perasaan yang sebenarnya. “Di banyak hal, gw ngerasa kasihan sama Kurt Cobain.” Ujar Eddie kepada seorang wartawan Raw. “Tau nggak sih, gimana frustasinya lo, kalau lo punya banyak duit dan bisa ngelakuin apa saja? Gimana dia mau nyanyi punk rock?[5]
Eddie Vedder akan tahu bagaimana membalas Kurt karena mereka punya kelemahan yang sama. Di lubuk hatinya terdalam dia sangat menghormati Kurt, serangan Kurt pasti membuat luka yang lebih dalam di hatinya dibandingkan teman-teman Pearljam nya yang lain. Serangan terbuka Cobain kepada Pearl Jam adalah salah satu faktor yang membuat dia khawatir akan kredibilitasnya sendiri.[6]
Suatu saat,
media sedikit keterlaluan, mereka membesar-besarkan isu perseteruan itu diluar ambang
batas hanya untuk kepentngan oplah. Cobain akhirnya menarik kembali apa yang
telah dikatakannya. “Gw nggak akan ngelakuin itu lagi, itu nyakitin Eddie dan
dia itu orang yang baik.” Dia juga bilang. “Akhirnya gw tau kalau Eddie itu
berada diposisi ini juga. Dari awal, dia itu nggak pernah mengkalaim kalau dia
itu orang yang paling punk.” Ironisnya,
Pearl Jam melalui Eddie Vedder mulai sedikit setuju dengan pernyataan Kurt yang
dulu, dalam sebuah wawancara dengan majalah Musikian. “Apa yang dikatakan
Cobain tentang kesalahan-kesalahan kami, mungkin sedikit ada benarnya. Kurt menohok
kami di beberapa hal. Orang luar biasanya bisa melihat sesuatu lebih gamblang,
pandangan mengenai kami yang lebih akurat menurutnya, Hanya saja, pada hal
tertentu kami tidak seperti apa yang dia lihat. Semua yang buruk tentang tidak
mengedepankan musik. Jeff dan saya memang terpacu untuk sukses – kadang itu
menyakiti perasaan banyak orang- tanpa kami menyadarinya. Keinginan kami untuk
berhasil banyak mengganggu dan menyakitkan bagi sebagian orang.[7]
Perseteruan itu
berakhir juga di sebuah penyerahan MTV Awards. Waktu itu Eddie sedang berdansa
dengan Courtney dengan latar lagu Tears
in Heaven-nya Eric Clapton. TIba-tiba Kurt muncul dan menggantikan posisi
Courtney. Kurt berkata “Gw lihat matanya dan gw fikir dia itu orang yang patut
dihormati, tapi gw juga bilang langsung kalau gw masih berfikir kalau band nya
payah. Gw bilang sama dia ‘setelah ngeliat lo tampil, saya sadar kalau passion
lo ama gw sama.’ Ini bukan basa basi. Banyak diluar sana orang yang lebih jahat
dari dia dan dia nggak layak dikambinghitamkan seperti itu.” Eddie lega semua
konfrontasi telah berakhir: “Ada banyak yang musti diomongin, tapi itu nggak
begitu penting” ujarnya kepada Melody
Maker. “Gw Cuma fikir kalo dia bakal berfikir ulang, karena banyak banget
omong kosong yang ditulis tentang kami. Gw inget besoknya gw pergi surfing dan
mengingat betapa indahnya momen itu dan berfikir ‘Sialan, kalo aja kami dulu
nggak sama-sama takut.’ kami melalui hal yang sama. Andai saja kami dulu
ngobrol, mungkin kami bisa saling membantu…”[8]
Photographs are copyrighted to their owners.
[1]
Martin Clarke,Pearl Jam and Eddie Vedder: None Too Fragile p.52
[2]
Mark Yarm: Oral History of grunge p.312
[3]
ibid
[4]
Kim Neely, Five Agains One: the Pearl Jam Story p.123
[5] Ibid,
p.124
[6]
Ibid
[7] Martin
Clarke,Pearl Jam and Eddie Vedder: None Too Fragile p.54
[8]
ibid
Comments
Post a Comment