Satu Hari di Kamakura : Kamakura Daibutsu dan Enoshima Shrine

Setelah mengunjungi Tsurugaoka Hachimangu  dan berbelanja suvenir di Komachi Dori, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan dengan berjalan lagi ke stasiun kamakura dengan kereta Enoden menuju Kamakura Daibutsu, turun di stasiun Hase. Bolak balik menaiki kereta di jepang tidak begitu repot karena saya sudah membeli tiket seharian seharga kurang lebih 1500 yen atau sekitar 150 ribu rupiah.

Setelah sampai di Hase, kita harus beralan lagi sekitar 30 menit untuk mencapai lokasi ini. Sepanjang jalan sangat ramai sekali, mungkin karena akhir pekan. Sepanjang jalan pula kita melewati toko-toko kecil dan kios-kios yang sepertinya umurnya sudah tua, setua kota ini. Beberapa kali kita menemui toko es krim dengan rasa yang menggoda. Setelah sekian toko saya lewati, sayapun tergoda membeli satu cone eskrim, saya pesan yang rasa odol alis mint.

Sepanjang jalan kecil menuju Kamakura Daibutsu juga banyak toko-toko suvenir, dan saya sangat suka suasananya: jalan kecil dikota wisata yang padat kendaraan, rapih dan tertib, tidak ada motor yang naik trotoar dan turis-turis yang berjalan beriringan disertai beberapa guide yang sesekali melambaikan bendera karena takut anggotanya nyasar.

Setelah membeli tiket, kami masuk ke dalam temple dimana sang budha besar duduk. Menurut ceritera, patung Amida Budha setinggi 13.35 meter ini dibuat pada tahun 1252 dan aslinya adalah berada di dalam kuil Kotokuin. Budha besar ini adalah yang kedua terbesar di jepang setelah Patung Budha di Todaiji Temple.

Pada abad 14, terjadi beberapa bencana angin topan dan terjangan ombak besar sehingga menghancurkan bangunan candi, sehingga sejak 1495, Budha Besar Kamakura tidak lagi berada didalam ruangan candi melainkan berada di alam terbuka.

Suatu saat, sebuah rombongan murid-murid SD mengunjungi Budha Besar Kamakura dan bertanya apakah Budha tidak kedinginan sendirian di alam terbuka tanpa alas kaki? lalu mereka membuatkan Budha sebuah sendal besar. Kini sandal itu tergantung di sebuah ruangan di Kotokuin.

Sandal Untuk Budha Besar
Setelah puas melihat-lihat kami melanjutkan lagi perjalanan ke Enoshima, sebuah pulau kecil dengan banyak atraksi turis.

Kembali dari Kamakura Daibutsu menuju Hase sungguh penuh perjuangan karena kaki sudah mulai pegal-pegal. Untuk menuju Enoshima kami menuju ke stasiun Koshigoe. Dari stasiun Koshigoe, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri pantai pasir. Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore ketika kita akhirnya tiba di Enoshima Shrine.

Di jalan menuju gerbang, terdapat toko-toko yang berjajar rapi menjual berbagai macam suvenir dan makanan. Kue moci, kue pisang, cumi panggang dan banyak lagi. jalan yang sangat sibuk dan ramai. Karena keterbatasan waktu saya hanya sebentar berkeliling di Enoshima Shrine.

Dimulai dengan meniti tangga yang cukup tinggi dengan sisa-sisa tenaga,saya mendaki menuju Enoshima Shrine yang terletak di atas bukit. Setelah sampai, pemandangan yang saya dapatkan menakjupkan, deretan toko-toka yang sebelumnya dilalui, kota Enoshima dan pantai. Di dalam shrine terdapat pemandangan yang hampir sama didapat di shrine-shrine lainnya yaitu Ema, Omikuji dan Tempat persembahan utama.


Gerbang menuju Enoshima Shrine



Nasib yang menggantung

Ema: Harapan yang tergantung
Setelah semua berkumpul, kami menuju ke stasiun katase Enoshima untuk kembali ke Tokyo. Satu hari yang sangat menyenangkan dan melelahkan. Jika ada kesempatan untuk berkunjung, sebaiknya Kamakura dan Enoshima ini tidak dikunjungi dalam satu hari, mungkin lebih baik dua hari, sehingga lebih leluasa mengelilingi pulau Enosima yang penuh dengan atraksi turis.

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an