Kehangatan dan Senyuman dari Bogor
Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar kata Bogor? Saya membayangkan talas. Mungkin juga akan terlintas kata Roti Unyil, kebun Raya, asinan dan angkot. Mengapa kata-kata tersebut? Silahkan cari sendiri korelasi kata-kata diatas dengan Bogor. Yang jelas, hari minggu 1 juli 2012 kemarin saya harus ke bogor untuk mennerima hadiah pertama Lomba Blog yang diselenggarakan Komunitas Pearl Jam Indonesia atau yang biasa disebut PJID. Acara ini juga akan diisi dengan peluncuran majalah komunitas PJID, RVM edisi kedua. Satu kata yang saya teriakan ketika menginjakan kaki saya di halaman cafe Allure: panas!
Saya datang pukul 12.30, bayangan saya adalah saya terlambat datang dan acara sudah dimulai, karena menurut jadwal di poster acara dimulai pukul 12.00, saya ternyata salah karena acara belum dimulai. Begitu masuk, saya mendapati beberapa teman sudah memesan makan dan minum sambil menunggu acara dimulai karena memang sudah waktunya makan siang. Beberapa wajah yang saya kenal diantaranya adalah anggota girl band Jeritan Adinda, Dinar dan Palupi yang sedang mempersiapkan penampilan terbaik mereka untuk acara ini dan Arie, gitaris Perfect ten yang akan mengiringi mereka. Saya disambut beberapa Jamily yang sudah hadir, diantaranya adalah mas Reza Lubis dan Kang Iyan, tuan rumah dari kota Bogor, Kemal yang datang jauh-jauh dari Cirebon dan Ipul dari Makasar untuk menghadiri acara ini.
Tidak seorangpun tahu apa yang ditunggu sehingga acara tersebut belum dimulai. Walaupun acara belum dimulai, beberapa saat kemudian panggung diisi oleh beberapa Jamily yang bernyanyi, termasuk jeritan Adinda yang melakukan test vocal. Menurut perkiraan saya acara belum dimulai karena pengunjung acara tersebut belum begitu banyak. Sekitar Pukul 14.00 Denny, yang hari itu ditunjuk menjadi pembawa acara, berdua dengan mas reza Lubis membuka acara.
Setelah beberapa kata selamat datang, duet mas Reza dengan Iyan menyambut penonton dengan beberapa lagu diantaranya adalah Better Days, Soundtrack filem Eat, Love, Pray, Nothingman dari album Vitalogy dan Santa Cruz yang pernah dibawakan Pearl Jam di Bridge School Concert dan dirilis dalam Christmas Single tahun 2008.
Setelah Mas Reza dan Iyan, Proyek girl band Jeritan Adinda langsung diberi kesempatan untuk memanaskan panggung, untung saja wajah dan suara jauh dari kesan menjerit-jerit, kalau boleh saya bilang kedua personel Jeritan Adinda itu keibuan dan di panggung mereka tidak berteriak-teriak, mereka bernyanyi, ya, bernyanyi. Bernyanyi diiringi gitar oleh Arie PT, siang itu mereka berusaha sekuat mungkin menyamai suara mereka ketika bernyanyi di kamar mandi, untuk terdengar merdu, dan tidak mereka membawakan The World I Know nya Collective Soul dan Plush nya Stone Temple Pilots dengan mulus. Saya jujur saya tidak perduli dengan suara mereka (saya sering hadir pada latihan mereka) namun saya appplause untuk keikhlasan mereka menghibur dan berbagi. Mereka bilang tidak akan membawakan lagu Pearl Jam sebelum Pearl Jam benar-benar manggung di Indonesia.
Selanjutnya saya benar-benar terkejut, saya kira Eddie Vedder dari tahun 1991 datang, lalu sedikit kecewa karena sosok itu mengambil posisi di drum, oh rupannya bukan Eddie Vedder, tapi Leo Vedder, siang itu mereka datang ke acara ini untuk menggempur Allure bukan dengan vocalnya tapi dengan gebukan drum nya yang benar-benar kencang. Adalah Pearl Man, band selanjutnya yang tampil, katanya band ini anggotanya orang Bogor semua. Saya dan penonton lainnya disambit dengan lagu Black dan digempur dengan lagu-lagu kencang macam Evenflow, Jeremy, Not For You. Permainan mereka begitu powerful, sayang sekali vocal perlu dinaikkan setengah nada lagi saja untuk bisa harmonis dengan musik. Intro Keep on Rocking nya Neil Young mengawali lagu terakhir mereka siang itu, tapi kali ini mereka mengiringi Hasley, vocalis Perfect ten pada vocal dan saya pun hampir crowd surfing.
Disela-sela penampilan musik dibagikan beberapa Door Prize yang menarik yang berasal sebagian besar dari jamily hang hadir juga. Ada CD, ada kaos dan macam-macam hadiah lainnya. Beruntunglah bagi yang bisa menjawab beberapa pertanyaan dari pembawa acara dan berhasil membawa pulang hadiah-hadiah tersebut.
Selama pembagian Door Prize ini, segerombolan anak-anak remaja dan beberapa lagi bertampang lebih tua bersiap-siap di panggung, alat yang mereka bawa sama: Ukulele. Mereka adalah sindikat yang berasal dari Jakarta Ukulele. Ada apa dengan ukulele ini? Rupannya mereka akan bernyanyi diiringi Ukulele, alat musik petik bersenar empat dan biasanya berbadan mungil. Jika pernah melihat Iz (seorang musisi asal Hawaii) memainkan ukulele maka kita akan tau arti besar dan kecil. Satu persatu lagu yang pernah dibawakan Pearl Jam dan Eddie Vedder pun dimainkan. Last Kiss, Longing to Belong, Tonight You Belong to Me dan dream a little Dream on me mereka bawakan dengan suka cita, dan kalau boleh saya bilang mereka menularkan perasaan suka cita itu juga kepada seluruh penonton. Saya takjup, dan sepertinya semua penonton terlena dengan alunan Ukulele dan desiran ombak pantai.
Setelah pantai saya tidak tahu akan dibawa kemana lagi oleh Nito Sfb, satria bergitar yang khusus hari ini tidak membawa rombongan orkes dorong-nya melainkan bermain gitar dan bernyanyi sendiri membawakan lagu-lagu yang jarang saya dengar dibawakan di acara komunitas PJID. Diawali dengan lagu Dead Man Walking (sountrack film dengan judul yang sama) suasana menjadi benar benar magis. Jika kita pernah menonton film nya maka akan sangat terasa. Selanjutnya lagu mistis yang bertema tentang kehidupan dan kegalauan orang kantoran yang berketukan ajaib dibawakan oleh Nito dengan Hasley membantu pada vokal, Sleight of Hand, akhirnya lagu itu dibawakan juga dalam acara komunitas ini. Sunburn adalah lagu selanjutnya, lagu yang dibawakan oleh Stone Gossard ini belum pernah dirilis. ketika Sunburn dialunkan seolah-olah ruangan kafe dipenuhi cahaya. b aba o'Riley dibawakan selanjutnya dengan gegap gempita dan singalong dari penonton.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian hadiah Lomba Blog dan penampilan Razak dengan gitar akustiknya. Penampilan Razak cukup membuat penonton tersihir oleh kualitas vocalnya yang prima dan lebih matang dibandingkan ketika beberapa lalu mengisi acara di Backyard kemang dalam acara awal pemutaran film PJ20. All those yesterday, Off He Goes dan Elderly Woman Behind the Small Town dibawakan dengan mempesona.
Band terakhir yang tampil di acara tersebut adalah Supergrup, band yang penampilannya sangat ditunggu-tunggu. Saya susah menilai penampilan band ini karena saya sendiri memainkan bass dalam band tersebut, sangat sulit mendengarkan suara yang keluar dari permainan saya sendiri karena telinga saya bersebelahan dengan drum yang dimainkan deppy. Suara gitar Dracill dan Faizal pun ditelinga saya terdengar sayup sayup saja. Lagu pertama yang kita bawakan adalah Sometimes, dilanjutkan dengan Army Reserve, Faithful, Nothing as It Seems dan Crown of Thorns nya Mother Love Bone dengan Reza Beku pada vocal, kita bawakan dengan aman-aman saja namun dengan penjiwaan dan ekspresi penuh. Yang saya ingat betul adalah beberapa permainan bass saya meleset di beberapa bagian lagu, hahahah. Band ini juga menampilkan vocalist lainnya yaitu Yudi vedder yang dengan lantang menyanyikan Animal dan Gonna See My Friend. Namun ditengah penampilan kami sempat ternganga karena acara dihentikan oleh seseorang (yang saya tidak tahu dari mana). Namun, dengan belas kasihan penonton dan panitia, kita diizinkan membawakan lagu selanjutnya, Parachute, lagu yang ingin sekali kita mainkan hari itu. Acara ditutup dengan lagu Smile, dengan harapan kita pulang dengan senyuman.
Bogor yang panas, makanan cafe yang tidak begitu enak dan insiden kecil tadi rasanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kegembiraan yang didapatkan hari itu dengan berkumpul bersama teman, menikmati waktu dan kehangatan bersama.