Vincent van Gogh (1853-1890) adalah salah satu seniman ternama dari Netherland. Beberapa diantara karyanya menjadi ikonik dan diidentikan dengan dirinya. Karya-karya Vincent van Gogh banyak tersebar di museum-museum terkenal di seantero jagat. Tidak kurang dari 2000 karya yang terdiri dari lukisan sketsa dan gambar dihasilkan Vincent selama hidupnya. Sebagian besar karya van Gogh diantaranya di simpan di Van Gogh Museum di Amsterdam. Jika kamu berkunjung ke van Gogh museum, ada beberapa lukisan van Gogh yang tidak boleh kamu lewatkan: 1. Sunflowers (1889) Sunflowers (1889) Arles, January 1889 Vincent van Gogh (1853 - 1890) oil on canvas, 95 cm x 73 cm Van Gogh Museum, Amsterdam (Vincent van Gogh Foundation) Van Gogh melukis Sunflower di masa menunggu temannya, Gauguin, di Yellow House. Dia berharap lukisannya dapat membuat temannya terkesan. Dia menyelesaikan empat lukisan sebelum musim bunga matahari habis. Gauguin terkesan dengan lukisan terakhir dan memi
Bagi saya, yang menghabiskan masa remaja di tahun 90'an tidak banyak hal yang bisa ditonton di TV dan tidak begitu banyak juga gadget yang bisa dimainkan selain Sega dan Nintendo. Zaman itu internet belum begitu mudah di akses seperti sekarang dan sekolah pun jam 1 atau maksimal jam 2 siang sudah bubar. Beberapa alternatif kegiatan yang dilakukan adalah nge-band bersama teman-teman atau nongkrong di depan gang. Bagi yang terlalu takut mabuk-mabukan ataupun makan pil anjing akan memilih bermain gitar sebagai pelampiasan. Saya sangat bangga ketika baru bisa memainkan sedikit not dari lagu Don't Cry nya Guns 'N Roses, apalagi waktu menginjak chord terakhir yang membunyikan senar ke 5 sehingga nadanya adalah deng deng deng deng deng. Lagu yang dimainkan saya dulu ya itu-itu saja kadang hampir tiap hari. Demi memori masa muda, saya mencoba mengingat beberapa lagu yang populer dimainkan di Gang-gang pada era 90'an itu. 1. Always Somewhere - Scorpions (Lovedr
Sore tadi saya sempat mengobrol dengan istri, dia bilang sedih karena Ramadan tahun ini segera berakhir namun amaliah ibadah berasa masih banyak kekurangan. Saya bilang sedih ditinggal sesuatu yang istimewa boleh-boleh saja, itu tandanya sayang. Namun, ada satu hal yang seharusnya membuat kita lebih sedih sebelas bulan yang akan datang: ketidakistikamahan kita. Di bulan Ramadan, setiap malam kita salat malam, tarawih, bahkan sampai berjamaah sekampung. Masjid terasa sangat se mpit karena jamaah membludak. Setelah Ramadan berlalu akankah masjid-masjid, musala-musala, surau-surau, tajug-tajug akan tetap ramai seperti itu? Di bulan Ramadan, kita sibuk membolak-balik halaman alquran, membacanya, menyelami maknanya, bahkan berlomba-lomba menyelesaikan bacaan alquran sampai habis mengingat berlipat gandanya kebaikan yang akan kita terima. Akankah hati kita akan tetap cenderung kepada Alquran, membacanya, belajar memahaminya, dan mencoba mengamalkannya setelah Ramadan berlalu? Di bula
Comments
Post a Comment