5 days in bandung : The Arrival




Sebetulnya semuanya serba tidak terencana, kami (saya, istri dan anak) memutuskan untuk pergi ke bandung karena ada event "Sound of 90's di score, ciwalk bandung" dan untuk bersilaturahmi dengan saudara kami yang baru saja menempati rumah baru di sebuah perumahan di kab.bandung. Dengan tiket kereta yang sudah kami beli seminggu sebelumnya, kami menuju stasiun gambir. Ini adalah perjalanan pertama kami dengan kereta api dari jakarta bandung dan ini adalah perjalanan pertama kali kami dari jakarta menuju bandung.
15 menit sebelum kereta berangkat tepat pukul 14.30, taxi kami sampai di stasiun gambir, istri menggendong anak kami dan membawa sebuah kantong pelastik, saya digelantungi 1 tas ransel, 1 travelbag, dan 1 buah kantong plastik centro ukuran sedang. Tepat waktu, keretapun berangkat menuju bandung.

Setahu saya, harga tiket kereta ke bandung mengalami penurunan harga dikarenakan minat pengguna angkutan sempat menurun setelah tol jakarta bandung dioperasikan. Untuk harga tiket kereta parahiyangan kelas II adalah rp25.000 dan untuk kelas I Rp35.000, untuk kereta argo gede tiket adalah rp45.000, cukup terjangkau. Kereta yang kami tumpangi saat itu adalah kereta api argo gede.

perjalanan diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam. saya membayangkan perjalanan ini akan dipenuhi dengan pemandangan pegunungan yang bagus. selama satu setengah jam pertama perjalanan tidak akan tampak pegunungan /lembah/ maupun bukit bukit, dikarenakan masih berada di dataran yang cukup landai, track kereta pun lumayan lurus, namun ketika kita memasuki persimpangan jalur utara dan selatan, dan kita akan menuju ke selatan, beberapa menit kemudian, jalan sudah mulai tidak lurus, berkelok-kelok dan sempat membuat saya ehm sedikit mual.

Sepanjang perjalanan kami melewati bukit-bukit dan saya tahu kenapa perjalanan ini lebih lama dibandingka dengan melalui jalan tol, karena kita menyusuri tepi bukit yang berkelok-kelok. Sekitar setengah jam sebelum kita sampai kami bertemu terowongan yang sangat panjang, sekitar 5 menit! bila kecepatan kereta adalah 60 km/jam saja, maka panjang terowongan itu adalah 5 kilometer.

kami sampai di stasiun bandung pukul 5.45, bandung belum gelap, tapi sudah bersiap-siap menjelang malam. stasiun kereta bandung adalah stasiun yang cukup besar, dengan banyak track. tidak ditemui pedagang asongan, dikarenakan beberapa kios resmi telah disediakan. kami langsung menuju ke bagian pemesanan ticket untuk menesan tiket perjalanan pulang. Kami sempat kesulitan karena tidak disediakan papan jadwal kereta api yang besar dan jelas, namun setelah saya bertanya ke bagian informasi, jadwal kereta api dapat diambil di customer service. saya pun pergi ke ruangan customer service yang terletak di depan loket pemesana disebelah pintu utama, dan saya dilayani dengan baik, untuk jadwal tersedia booklet yang menyediakan info lengkap jadwal kereta api.

kami tidak dijemput, karena rencana kami memang akan menggunakan taxi menuju ke tempat saudara kami, namun kami tidak menemukan layanan taxi di stasiun sehingga, kami mencoba mencari taxi di luar stasiun. setelah keluar stasiun kami mampir sebentar ke kios mayasari, it's a bit funny, kita bawakan oleh-oleh bandung untuk orang bandung. beberapa bungkus kueh bolem pisang coklat dan keju roll pun diangkut. setelah selesai, kami mencari taxi dan untunglah ada beberapa taxi yang mangkal di depan stasiun, it's a bluebird taxi. Perumahan tempat saudara kami terletak lumayan jauh dari kota bandung, tepatnya di manglayang regency, masuk dari jalan raya cinunuk.

Dikarenakan sore hari jalanan sangat pada, kami memutuskan untuk melewati jalan bebas hambatan, walaupun jaraknya menjadi lebih jauh, namun diharapkan bisa sampai lebih cepat. perjalanan menghabiskan waktu sekitar satu jam, dan letak perumahan itu benar benar di kaki bukit manglayang, untuk naik ke perumahan tersebut saja membutuhkan 15 menit dari jalan raya cinunuk.

mang heri sudah menunggu kami di pintu gerbang perumahan. mang heri adalah paman dari istri saya yang mempunyai istri orang bandung dan sejak tahun akhir 90an sudah menetap di bandung. Setelah sebelumnya berpindah2 dari sati kost dan kontrakan lainnya, mang heri membeli sebuah rumah di perumahan tersebut.

Sampai di depan rumah, pintu mobilpun dibuka dan, dingiiiin, lebih dingin daripada di dalam Mobil. Di jalan deretang mang heri baru 4 rumah yang sudah ditempati yang lainnya masih kosong, rumah ini tipe22 dengan luas tanah +- 60-70m, satu kamar tidur, ruang tamu, toilet, dan habis! namun inilah perumahan murah yang bisa membantu keluarga untuk dapat memiliki tempat tinggal. apalagi disi harga tidak terlalu tinggi dengan cicilan hanya 300 rb an sebulan.

Setelah membersihkan diri, cuci tangan dan kaki , kita makan, mengobrol dan tidur.


Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an