TAKE N GONE (baca: Takengon))



Takengon
(baca:Takengon)
The crew: agus,ainul,roni,sajat,dedi

Hari kamis saya di sigli, mengantar teman yang akan menikah (pak insa) besok harinya. Sebenarnya kami akan pulang pada hari sabtu pagi, dan saya memang pernah punya rencana untuk ke takengon dengan bang roni. Sebenarnya saya ingin sekali pulang ke cirebon menemani calon istri saya hana hikmawati yang terbaring setelah menjalani operasi. Namun saya tidak punya cukup uang untuk itu.
Saya dan beberapa teman akirnya sepakat untuk pergi ke takengon, setelah bingung untuk memilih takengon atau sabang. Ainul sangat ingin sekali ke sabang karena di belum pernah ke sabang. saya ingin ainul ke sabang karena dia belum pernah kesana. Namun menurut Bang Roni, cuaca di sabang sedang tidak bagus, sehingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke takengon dan menghubungi teman teman.
Jam 1200 saya masih di peunayong untuk menyelesaikan beberapa urusan. Jam 3 pagi saya baru bisa pulang ke rumah, tidur. Belum juga sampai satu setengah jam tidur saya dibangunkan Ainul jam 4.17. saya bangun dan mandi lalu membangunkan beberapa teman yang lain.
Kami berangkat jam 6 pagi dari rumah, menjemput ainul, jadilah kita berlima pergi ke takengon.
Udara masih sangat segar waktu kita memulai perjalanan ini. Pergi bersama seperti ini sangat jarangkarena beberapa diantara kami sangat sibuk.
Sampai di kota sigli sekitar jam 9 pagi, kami menikmati sarapan di sebuah warung nasi gurih. Setelah melalui jalan yang lurus, kami memasuki jalan yang sangat berkelok-kelok yang membuat semua isi perut seakan berlomba untuk meloncat keluar. Korban pertama adalah Bang Sajat!

Sudah menaik rupannya jalan yang kita lewati. Bukit, jejeran pinus, pohon pohon pinang sering kali terlihat. Kami berkesempatan mengambil beberapa gambar di jalan perbukitan itu.
Sampai di takengon hal yang menjadi perhatian adalah dimana kita menginap malam nanti, karena rupannya semua penginapan fully booked wiken itu.
Setelah hampir putus asa mencari kami menghubungi kantor brr yang ada di takengon untuk melihat kemungkinan bisa menginap di mess atau bahkan di kantor, namun mendapat sambutan yang kurang mendukung.
Kesal juga, kami memutuskan untuk mencari lagi hotel walaupun dengan harapan yang tipis.
Akhirnya, ada kabar baik, ada satu hotel yang baru hari itu juga buka, kami langsung menyerbu.
Dapat ! satu kamar untuk kita menginap, baru, bahkan kamu masih bisa mencium bau cat temboknya!
Ada satu hal yang saya sangat perhatikan waktu itu, kita belum memberi makan naga di dalam perut kita, sudah waktunya menghajar beberapa piring hidangan.
Magrib kita sempatkan untuk shalat di sebuah mesjid besar di takengon, setelah itu kita habiskan malam dengan berkeliling kota dan mampir disebuah warung untuk minum kopi. Kami melihat beberapa panggung hiburan 17 agustusan.
Saat berkeliling kami melihat bertumpuk2 duren teronggok ditepi jalan, dijual tentunya. hehe. Seperti biasanya saya langsung teriak DUREEEEN !!!!. Berdasarkan kesepakatan bersama kita menawar dan 6 buah duren ukuran sedang dikumpulkan untuk 60rb saja.
Pertarungan dimulai kita semua vs duren. saya makan banyak duren malam itu, ainul sepertinya tidak menepati kata katanya, hehe---saya makan duren hanya sedikit--- yang lain pun sama. sesi duren berakhir setelah tidak ada lagi yang tersisa selain kulit duren.
Malam belum begitu larut, kemana lagi tempat yang belum dikelilingi, kami mencari tempat untuk sedikit minum kopi. tidak ada. akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke hotel dikarenakan besok kita berencana untuk menaiki salah satu bukit, berkeliling danau yang kata bang roni 30 km. dan pulang.
Takengon adalah kota yang lumayan kecil, dikelilingi bukit, atau mungkin lebih tepat disebut lembah. suhu di takengon sama dengan kota-kota lain di banda aceh, cuma mungkin sedikit dingin di malam hari, sekitar 20-25c.
Di hotel, kamar kami punya balkon yang cukup untuk kami berdiri duduk sambil mengobrol. Hanya kami berempat ke hotel, saya, bang roni, ainul, dedi karena sajat menginap bersama teman2 nya.
Bang roni sudah terlanjur sayang dengan kasur begitu pertama melihat. tidur. Saya, dedi, ainul mengobrol di balkon. Dingin. Dedi hanya sebentar bersama kami.
Bintang Jatuh. Saya melihat bintang jatuh 2 kali dan ainul melihatnya 3 kali. saya jarang sekali melihat bintang jatuh. Kami melihat bintang, mengobrol. Dingin sekali setelah 2.00. Sepertinya mulai terasa. tapi Puncak mungkin lebih dingin.
3.00 semakin dingin. kami memutuskan untuk tidur. Lampu dipadamkan dan kami terlelap.
Beberapa alarm hape berbunyi, Pagi sekali jam 4.00. jam 5.00, jam 6.00 sebenarnya kamu set alarm jam berapa ainul?
Kami memulai hari dengan bau goreng ikan asin dari ruangan dapur hotel. Sedap sekali seperti goreng ikan asin di rumahku.
Kami sarapan di sebuah warung nasi di sebelah stadion yang belum jadi. sempat menikmati kopi.
Hari ini dimulai dengan menaiki sebuah bukit yang tinggi, melihat danau dari atas, kota takengon terlihat hanya seperti serakan2 seng saja.
Perjalanan mengelilingi danau dimulai. Kami melewati kampung-kampung penduduk, beberapa kebun kopi, rumah-rumah yang sepi, jarang sekali kami menemui penduduk. Rumah rumah disini hampir semua terbuat dari kayu, memakai lambang merah putih yang terbuat dari triplek.
Setengah perjalanan, kami melihat keramaian, rupannya ada peresmian pacuan kuda. Setelah membayar rp 2000 per orang, dan parkir 5000 rupiah kami masuk ke dalam. Tempatnya di tepi danau, terlihat panggung dan bapak bupati yang sedang memberikan kata2 pembukaan. Setelah diresmikan, beberapa pejabat dan tokoh kampung diberi kehormatan untuk menaiki kuda. kacau. ada yang tercebur, ada kuda yang bingung dan beberapa orang yang bingung. hehe.
Kita lanjutkan perjalanan mengelilingi danau, sampai dikota kami makan dan bersiap-siap pulang. Maaf, bukan pulang, rupanya Lhoksemawe, menjadi sasaran kita selanjutnya.
Lhokseumawe, sore sekali kita sampai, kita langsung kepantai. Pantai sangat kotor namun ramai sekali, ada yang bermain bola, berduaan, anak-anak kecil berlari2.
Kami pulang, menumpang sholat di komplek arun. Dan langsung menuju banda aceh.
.... good things we have, good things we've lost...along the way... everything's gonna be alright....(bob marley, no woman..no cry..)

Comments

  1. apaan niyyy,ke takengon kagak ngajak gua. Seseruan gak bilang2. ya tapi dimaafkanlah secara gue di jakarta juga untuk liburan. komenatar gue.....KAPAN KE TAKENGON LAGIEEEE ,BRO??!!!
    SIIPP COYYY

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Karya Besar Vincent van Gogh

Yang Muda Berhaji

11 Lagu Wajib Anak Tongkrongan Depan Gang Tahun 90'an